(Menyikapi pidato EsBeYe)
Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman—Perdana Menteri Malaysia saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda[6], amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak.
Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan demonstrasi anti-Indonesian yang menginjak-injak lambang negara Indonesia[8] dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Soekarno memproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato beliau yang amat bersejarah, berikut ini:
“ Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!
Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu
Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.
Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.
Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!
Soekarno.
Sumber : klik disini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Semangat yang berbeda...!!. Kebanggaan sebagai anak bangsa tidak sekedar bersikap santun belaka...penuh retorika kedamaian....justru menunjukkan karakter yang LOYO....
BalasHapussabar juga ada batasnya...kalau orang teru menginjak2 apalagi menyangkut harga diri kenapa kita harus terus mengalah....??
BalasHapussoekarno aku adalah penggemarnya
BalasHapusmerinding saya membaca apa yg sudah disampaikan.
BalasHapustetapi agak berbeda dgn kondisi sekarang, yang kiranya untuk menyikapi ini sudah pada terLanjur kepancing emosi.
karena, pihak2 tertentu saat ini sedang gencar2 meLakukan propaganda untuk mengocok tingkat kecerdasan emosionaLitas kita. sehingga tanpa mengurangi sikap patriotisme dan menjaga kedauLatan bangsa sudah sepatutnya kita sikapi dengan cerdas emosionaLitas sebagai bangsa yg Lbh beradab Lekat dgn budaya ketimurannya sangat dijunjung tinggi.
biLa api diLawan dgn api, dikhawatirkan hanya akan menyuLut kobaran dan kepuLan asap yg membumbung tinggi. speerti haLnya org yg sedang berdiskusi, biLa saLah satu pihak terpancing emosi tentunya semua akan menjadi kacau dengan apa yg disebit dgn kebijakan argimentasi dan kebijakan persepsinya.
semoga pihak2 trekait dapat menyeLesaikan kondisi ini secara signifikan dan kondusif.
haL ini bukan perkara mudah, mengingat konfLik yg kerap terjadi dgn maLaysia mengenai perampasan kedauLatan negara (batas wiLayah), sampai detik ini sudah berLangsung sekitar 32 dan bLm ada soLusi yg signifikan dari kedua beLah pihak.
Ayo ganyang malaysia jgn hannya konfromi n berkoar-koar di media tv, ayo truskan semangat soekarno
BalasHapusMerdeka!!!
BalasHapusJadi ngeri baca pidato Pak Karno yang full semangat Pak.. berani berkorban, siap tanding habis-habisan.. itulah ciri pemimpin beneran tidak memimpin dengan main-main, selalu ada digaris depan ketika negara sedang goncang.. Teruskan semangat Soekarno...
nita juga gemeeeeeeeees liat pak beye...
BalasHapusSBY dari dulu selalu begitu.. terlalu banyak pertimbangan.. jadi nggak tegas.. Para pemimpin kita di DPR pun nggak bisa diandalkan.. dari pada mikir perang mending bikin tempat rekreasi di gedung DPR.. jiah.. pada munafik semua.. coba smua orang kita kayak bung Karno..
BalasHapussaya sepakat dengan om rame dalam beberapa poin...
BalasHapus:D
Sejujurnys ndan,...saya prihatin dengan kondisi ini. Ketegasan bukanlah berarti harus mengangkat senjata. beberapa tahun yang lalu saat saya masih mondar-mandir ke malaysia menikmati betapa arogannya para OKB disana......alam pikir mereka sama sekali berbeda dgn kita dalam memaknai kata persaudaraan atau tetangga.
BalasHapusMemutuskan hubungan diplomatik dengan malaysia adalah hal yang harus dilakukan sebelum persoalan2 yang ada dapat diselesaikan. Saya yakin justru akan timbul gejolak yang besar di malaysia sendiri yang pada akhirnya akan mempercepat upaya reformasi di negeri yang penuh dengan faham rasialis dan arogansi kesukuan yang naif.
untuk sebuah pidato yang santun namun tidak pada tempatnya itu,...saya kobarkan bendera merah putih setengah tiang...
BalasHapuscukup sudah kita mendengarkan pengajian Ramadlan dari si Bos...segera pulangkan seluruh tenaga kerja disana...kita bangun Indonesia yg lebih maju dan bermartabat...
BalasHapuspelajaran bagi kita semua baik rakyat jelata hingga politisi yg hanya memikirkan diri sendiri, saatnya kita majukan negeri ini...
Tahun depan kita pilih Bos yang tidak hanya pandai berorasi, tetapi juga berintegritas dan pemberani...
ganyaaaang...
BalasHapusdasar presiden saiki, yo leh sekolah keduwuren, dadi wedi kelangan ijasah.. wakakakkaka....
lanjutkan.................
BalasHapus@Rizal : ya itulah...katanya mengalah itu dapat pahala....? tapi kalo terus2an nglah...ya namanya jadi maksiat donk....tx u
BalasHapus=======================================
@Bloggeradmin : sama mas...thanks....
=======================================
@Om Rame : betul Om...nampaknya sikap ini yg diambil oleh EsBeYe...tapi memang ada konsekwensi yg kudu dia tanggung tidak hanya popularitasnya yg merosot, tapi masyarakat jadi bertanya-tanya tentang sikap dia dan masalah apa lagi yg akan diawariskan kepada penerusnya....tx u
@Arif : sip...siiipp...generasi muda militan yg penuh semangat..maju terus pantang mundur..!!!
BalasHapus============================================
@Yuni : betul sist..pada kondisi kini, sikap tegas dan pantang ditekan sangat diperlukan bukan sekedar santun tapi terkesan minder...memalukan...! tx yaa...
============================================
@Anita : samaaa...aku juga gemes sama kamu...hehehe...tx
@Mas Ali : iyo mas...malah pada sibuk mikirin proyek gedung DPR baru...huh..maunya proyek boros duit aja..
BalasHapus=========================================
@Sky : sip mas...tx ya.
=========================================
@BongJovi : sepertinya memang perlu dilakukan kegiatan "subversi" buat menurunkan pemerinahan yg Arogan di Malaysia sana ya Bong....tx u
@mas Fer :"Bos yang tidak hanya pandai berorasi, tetapi juga berintegritas dan pemberani... "....aku sengtuju dg ini....kayaknya inilah yg diperlukan kedepannya..
BalasHapus=========================================
@mas Sur : he-eh mas...ijazahe EsBeye S3...cocok'e dadi dosen Kopertis wae yo...hehehe
=========================================
@addiehf : Ok mas....sip lah.....
Kalo kedua negara ini sampai perang,maka akan menghapus budaya serumpun yg sdh terjalin rapat sejak berpuluh2 tahun...Tapi kalo negara kt tetap di remeh kan oleh mlysia,ya apa boleh buat kita ganyang itu mlsya
BalasHapus@Wong : betul...betul...sebenarnya tanpa Malaysia pun bangsa kita tetap eksis...ya nggak...jadi..kenapa takyut....Ganyaaanggg...
BalasHapussepaham Om, tentunya setiap tindakan yg akan diLakukan seLaLu ada resiko yg harus di tanggung. tetapi karena terLaLu mempertimbangkan resiko itu, sehingga maLah jadi terkesan penakut dan semakin asyik mereka untuk mengoLok-oLok.
BalasHapussemoga aja ada tindakan2 bijak yg Lebih berani untuk menyeLesaikan permasaLahan ini.