Senin, Maret 30, 2009

High Cost School


Baru saja aku ngantar anakku No 2 (Titan) mengikuti tes ujian masuk SMP di kota "xxxx".
Kebetulan si Titan memang kudaftarkan di SMP Negeri dan Swasta, tergantung nanti dia ketrimanya di mana, kita orang tua berharap bisa ketrima di SMP yang bagus, entah itu SMP negeri atau SMP Swasta.
Yang bikin aku geleng- geleng kepala, ternyata syarat2 yang dilampirkan untuk mengikuti ujian masuk SMP itu komplek sekali, perasaan kalau kita ngurus kredit di Bank enggak akan serumit itu, malah biasanya di permudah tuh….
Nih kucantumkan syarat2 pada saat awal pendaftaran :
No. I S I
1. Tanda Bukti Pendaftaran Jalur Prestasi / Jalur Tes ( F 1 )
2. Formulir Pendaftaran (F2)
3. Formulir izin dari orang tua
4. Rekomendasi Kepribadian Siswa
5. Surat Pernyataan dari orang tua
6. Foto Copy Rapor SD
7. Ijazah SD
8. Foto Copy Akte Kelahiran
9. Foto Copy Kartu Keluarga
10. Foto Copy KTP kedua orang tua
11. Foto Copy PBB tahun terakhir
12. Foto Copy rekening listrik 3 bulan terakhir
13. Foto Copy rekening telpon 3 bulan terakhir
14. SKHLJN SD
15. Piagam / Penghargaan / Surat lain
16. Tes wawancara Calon Siswa
17. Tes wawancara Orangtua/wali murid

Begitu tes tertulis dilalui maka disambung dengan tes wawancara siswa, aku geli.... waktu anakku cerita saat ditanya oleh si pewawancara :
1) Apa pekerjaan orang tua mu?
2) Coba ceritakan di kamar belajarmu ada perlengkapan apa saja
3) Di rumah ada Laptop?
4) TV nya LCD atau biasa?
5) Punya mobil? Berapa?, mereknya apa?
6) Punya HP, apa mereknya? HP orang tua mu apa?
Hehehe ...ada hubungannya nggak sih pertanyaan2 diatas dengan pendidikan?
Lantas bagaimana kalo si siswa dalam wawancara jawabannya ”tidak” semua?
Apa lantas tertutup kesempatan dia untuk meneruskan sekolah....(walaupun dia pintar)...?
Lalu apa orang miskin nggak boleh sekolah? Atau ini cara untuk "menggorok" leher ortu siswa yang di anggap kaya?
Lalu sebenarnya apa sih Visi dan Misi sekolah dengan menerapkan persyaratan seperti itu?
Apa memang DikNas melegalkannya?
Atau itu merupakan hak Otonomi Sekolah yang nggak bisa di ganggu gugat? (karena posisi tawar yg lebih tinggi?)
Sorry...sebenarnya masih banyak pertanyaan2 di benakku, tapi sementara itu aja deh,
......mungkin ada pembaca yang bisa ngasih pendapat....?

Jumat, Maret 27, 2009

Bertetangga dengan Gunung

Kadung Janji dg mbak DE (click) yang kebetulan saat masih di Indonesia pernah wisata dan ber-kemah di taman wisata Kopeng, maka kali ini aku tampilin artikel tentang situasi dimana aku bertempat tinggal.
Kopeng adalah sebuah desa yg termasuk dalam wilayah Kecamatan Getasan,kabupaten Semarang dg ibu kotanya Ungaran, lucunya untuk ke Semarang/Ungaran harus melewati kota Salatiga, loh bisa gitu ya…? Karena Salatiga sudah marupakan kota madya, walaupun kotanya kecil.


Salatiga merupakan kota yang dilalui lalu lintas utama dari arah Semarang menuju Surakarta (Solo) dan hanya terdapat satu jalur utama, sehingga lalu lintasnya sangat padat tertama pada jam sibuk. Bagaimana tidak jarak semarang-solo yang sekitar 90 km bisa ditempuh dalam waktu 3 jam itu sudah bagus….mengingat padatnya lalulintas.
Kopeng merupakan tempat wisata pegunungan yang sudah ada sejak zaman pra kemerdekaan, mulanya merupakan kawasan perkebunan Teh dan tempat peristirahatan orang2 Belanda yang berdomisili di Salatiga maupun Magelang, sehingga disinipun banyak terapat rumah2 peristirahatan yg kuno ( beheula.)


Taman wisata Kopeng di kelola oleh pihak TNI AD-Magelang, memang hal yang tidak aneh karena sejak dahulu kala kota Salatiga dan Magelang merupakan kota militer (AKMIL untuk mendidik taruna AD berada di Magelang)
Desa Kopeng teletak diantara jalur Salatiga-Magelang sepanjang 50 Km, menembus celah2gunung: Merbabu-Telomoyo dan Merapi.
Ketinggiannya adalah +/- 1500 m dpl., sehingga suhu udara hariannya sangat dingin, berkisar 12 – 15 derajat C.


Sudah hampir 15 tahun aku berdomisili di sini, awalnya karena tugas, karena sudah kadung betah, kemudian kami sekeluarga memutuskan untuk menetap , walapun sekarang aktifitas pekerjaan mengharuskan kami pindah kerja ke Semarang dan Solo tetapi tiap hari Sabtu-Minggu kami sempatkan berkumpul sekeluarga di Kopeng. Kehidupan masyarakat disini mayoritas bekerja sebagai petani sayur, pada musim tertentu mereka menanam tembakau, sebagian yang lain sebagai peternak sapi perah dan sapi potong.
Tidak jauh dari tempat tinggalku terdapat daerah wisata baru (sekitar 10 th ini) namanya Ketep Pass, merupakan gardu pandang G merapi. Tempatnya terbentang di celah-celah antara G Merapi & G.Merbabu, fasilitas di Ketep Pass termasuk baik, selain akses jalan yang mulus dari arah Muntilan/Jogya maupun Salatiga-Magelang, juga disediakan restaurant, theatre (memutar film aktifitas G. Merapi), pasar sayur. Seandainya cuaca sedang bersahabat, kita bisa menyaksikan keindahan G. Merapi dengan asapnya yang mengepul. Di tempat ini juga banyak dijajakan makanan , seperti buah2 an strawberry, jeruk, juga segala sayur-sayuran dengan harga yg relatif murah daripada harga di kota, dan yg pasti lebih segar. Di sini aku sudah mengalami sekitar 5 kali hujan abu dari letusan G Merapi, kalo hujan butiran es sudah biasa.


Rumah tempatku tinggal kebetulan memiliki view bentangan alam yg indah, di belakang rumah terdapat sosok G Merbabu- dan G Merapi, di depan rumah menjulang G.Telomoyo, dan di kejauhan nampak G Sindoro & G Sumbing yang terletak Kab Wonosobo (+/- 40 Km jauhnya) Yah…rumahku memang dikelilingi oleh gunung.
G .Merbabu dan G Merapi merupakan favorit para pendaki gunung, terutama bila musim liburan sekolah, hari Sabtu sore sudah dipadati para pendaki, biasanya mereka mulai mendaki sekitar jam 9 malam, dan sampai dipuncak saat matahari terbit. Aku pernah beberapa kali mendaki gunung Merbabu dan Merapi, pemandangan di puncaknya sangatlah spektakuler, membuat kangen dan selalu ingin mengunjunginya lagi.


Sedangkan G Telomoyo di puncaknya terdapat bangunan pemancar milik pemerintah/ HANKAM sehingga terdapat jalur aspal sampai puncaknya, lebih enak naik sepeda motor, sekitar 1 jam mendaki untuk sampai puncaknya. Asyiknya lagi kita bisa berhenti di tempat-tempat tertentu untuk mengambil gambar……., yang pasti tempatku tinggal sangatlah indah....banyak teman2 dan keluarga yang mengunjungi rumahku, mereka selalu memberikan apresiasi yang baik tentang tempat kami tinggal, cuma jika mereka menginap,mereka selalu mengeluh gak bisa tidur nyenyak….kenapa? bukan karena gigitan nyamuk karena tidak ada nyamuk disini, tetapi kerena sangat dingin sehingga mereka beberapa kali terbangun waktu tidur malam untuk buang air kecil..hehhehe…nyaman tapi merepotkan buat yang gak terbiasa… (mau praktis, pake pampers aja...haha...)kalo kalian berminat main ketempatku, hehehehe…………aku sangat senang….!

Senin, Maret 23, 2009

Minggu pagi-Kepiting dan Dompet

Sabtu malam Minggu kemarin, rencana kami mau keluar rumah sekeluarga jadi batal….,gara-gara hujan deras dan listrik mati...sialan banget, jadi nggak mantep mo ninggalin rumah...
Ya udah kita nyalain lilin terus ngobrol aja (berempat) dg istri plus dua anak...
Memang dari kecilku kalo malam listrik mati dan hujan badai,paling nyaman ngobrol berdekatan dg bapak ibu.,rasanya tenang,nyaman dan serasa aman terlindung rasanya. Gitu juga dg anak2 ku...kita duduk berhimpitan dan berangkulan, sambil ngobrolin kisah2 lucu dan kenakalan papa nya saat masih kecil.
Entah sudah berapa puluh kali mereka mendengar cerita itu,sampe hapal.,tapi nggak bosan2nya mereka selalu minta diceritain lagi.,dan selalu mereka ketawa kepingkel-pingkel manakala cerita sampai dibagian yg konyol2, misalnya saat aku pulang sekolah (SD) main dan mandi di kali (sungai) sampe sore….,gak sadar disusul bapak ke kali dan diam2 baju-celanaku dibawa pulang, dan aku lari pulang kerumah bugil sepanjang sawah...persis tuyul keluar maghrib... ato cerita nangkep ayam jago tetangga yang suka masuk halaman rumah ngapelin ayam betina ku……, terus ku cat putih semua bulu nya pake labur…yang punya ayam jago sampe protes ke ortu ku.
Akhirnya jam 10 malam anak2 dah ngantuk, kita bobok berempat gelar kasur lipat di depan tv.

Sebelum bobok, si Titan (anak ke 2) pesan : " pah...besok masak kepiting ya...". Wah...ni anak nggak pernah lupa kebiasaan tiap minggu pagi ku, kujawab " iya dik...kamu bobok ya.,besok papa masak-in kepiting".,kulihat wajah nya …., mata terpejam dan tersungging senyum puas....

Jam 4 pagi alarm ponselku bunyi...aku terbangun, matiin alarm, kulihat, listrik udah nyala, masih ujan tapi rintik2...ah cuek aja....ntar juga brenti.
Kupake seragamku; sepatu boot,celana jeans belel, syal dan jaket kulit hitamku,gak lupa keranjang belanja terikat di jok belakang si Tiger-revo ku...
Jam 4.30 aku udah meluncur ke TKP, jaraknya 16 km….wah…hujan masih rintik-rintik, mana berkabut lagi…dinginnya minta ampun deh, mungkin sekitar 12 derajat C…brrrrrr.(lokasi rumahku 1500m dpl)
20 menit kemudian sampelah aku di pasar pagi…Hmmm dah rame, ku parkir motorku di tempat biasanya. Si tukang parkir udah hapal, jam2 sekian biasanya aku udah nongol.
Saat kulepas helm ku dia ngomong : “ ujan-ujanan Ndan…?” kujawab : ” iya mas...sejak tadi malam, ni mau nyari kepiting dulu, titip ya...!!”, ” beres ndan....” jawabnya sambil menyilangkan tangan di jidatnya. Si tukang parkir itu udah kukenal sejak bertahun-tahun, dan sampe sekarang dia tetap manggil aku dengan kata ”ndan”, maksudnya komandan. Memang dia sampe sekarang mengira aku itu tentara...entah karena potongan rambutku yang selalu pendek (crew cut) atau penampilanku aja...jadi dia kayaknya nggak berani spekulasi, takut di gampar kali...hehehe...biar aja...jadi komandan parkir.....padahal kalo dia tahu profesiku sebenarnya...pasti nggak ngira...kalo hobinya blusukan (keluar-masuk) pasar...itulah enaknya ”incognito”.
Masuk pasar, langsung ke los ikan, dapet kepiting yang ukuran sedang, bakulnya minta 35 rb sekilo, karena udah kenal dia kasih harga 30 rb, kubeli 2 kilo...terus beli cumi(sotong) 1 kilo, udang ½ kilo (agak mahal sii...), ikan tongkol 2 kilo, kakap 2 kilo...yah lumayan buat disimpan di kulkas selama seminggu. Terus beli sayur2, tahu dan tempe, bumbu2 pawon, terakhir jajanan pasar buat cemilan.
Setelah semua belanjaan terikat di jok belakang, ehhhh...mendadak hujan turun deras.... Wah! payah dah....!.ya udah...terpaksa...kupacu aja itu motor pulang sambil berbasah kuyup, mana mantel hujan lupa kebawa lagi.
Sampe rumah kondisiku mengenaskan, basah kuyup kayak tikus kecemplung got...setelah belanjaan kubawa ke dapur...ya Tuhan...aku baru ingat kalo dompet belum kuamankan!, masih ada di saku belakang celanaku yang basah....waduhhh...sial....sial.....Ku ambil itu dompet dan ku keluarkan semua isinya....busyeeet....aku sampe mendelik,

ternyata macem2 isinya, selain duit sisa belanja tadi, ada SIM A dan C, KTP, kartu anggota IDI, kartu ATM, Visa card, 3 STNK, kartu2 nama, kartu asuransi, kertas2 kwitansi yg udah 2 tahun yl, lembar2 atm, kertas bekas berisi no telp, foto copy surat nikah, foto anak-istri, kupon undian berhadiah yg udah kadaluarsa 1 tahun yl, tagihan obat, copy resep, tusuk gigi, meterai yg udah rusak, nota servis komputer, kwitansi cuci dan service mobil, dan surat cinta istriku yang udah berusia 20 tahun....wuiihh...apa-apan nih...? baru sadar ternyata dompetku itu penuh berisi kertas2 yang enggak penting alias sampah....pantesan, perasaan dompet ini ngganjal terus ....nggak taunya banyak sampahnya!
Setelah ku buang itu kertas2 yang nggak perlu, baru deh...terasa ringan itu dompet. Seingatku selama kita nikah udah 3 kali ganti dompet, semua yang beliin istri , selalu dompet kulit asli yang ber merk, memang awet dan lebih lentur mengikuti kontur pantat...
Memang salahku, sering lupa ngup-date itu dompet, jadinya ya gitu.....penuh sampah!......hehehehe.....Oh ya, kepitingnya kumasak ; goreng kuah bumbu tauco...Mmmmmm......slurph....!, sayang gak sempat ke foto, lain kali yaaa.........

Jumat, Maret 20, 2009

Lion - Singa - Leo


Bila orang mendengar nama nya di sebut, pasti yang terlintas dalam pikirannya adalah tentang seekor binatang yang buas dan ganas, ber-rambut lebat dan brewokan....
Binatang buas yang tinggal dihutan / padang rumput. Merupakan predator tingkat 1, yang merupakan binatang pemburu dan pemakan daging...(sayur nggak doyan!)


Singa sebenarnya binatang yang sangat kuat hubungan sosialnya, mereka bukan makhluk yang soliter, tetapi memiliki keluarga dan kerabat yang hidup bersama-sama menurut sistim hirarki, dimana dalam suatu kelompok ada pimpinannya, biasanya singa jantan yang paling kuat, didampingi singa-singa betina dengan anak2 mereka, serta singa-singa muda yang masih belajar untuk hidup. Singa dalam kesehariannya tidaklah ganas, mereka cenderung untuk mengindari konflik, senang berkawan dan bermain-main serta bermalas-malasan saat cuaca panas.
Tetapi bila sudah merasa terusik wilayahnya maupun harga dirinya, maka mereka akan berkelahi dengan ganasnya…seganas saat mereka menerkam dan mencabi-cabik mangsanya.


Keistimewaan binatang singa sudah diketahui oleh manusia sejak dahulu, terutama tentang sifat kerukunan para singa2 dewasa dalam merawat dan mendidik singa2 kecil.
Jadi….belum tentu penampilan yang “sangar” identik dengan watak dan kelakuan yang sangar (buas) juga, malah biasanya kebalikannya....hehehehe...ya nggak...?,nggak yaa....

Rabu, Maret 18, 2009

Romantis

Sebenarnya apa sih makna dari kalimat diatas?
Kita sering dengar istilah itu bahkan juga mengucapkannya manakala kita berada dalam situasi yang ”menyenangkan” penuh dengan gairah dan semangat yang tentunya berkaitan dengan individu tentunya yang berlawanan jenis dengan kita (normalnya loh...)
Tapi bisa juga kata itu terucap bila kita berada pada suatu tempat atau suasana yang menimbulkan rasa nyaman, indah dan nikmat serta penuh dengan pesona keindahan dan sensualitas, sehingga sering memicu seseorang menjadi penuh daya cipta dan kreasi seperti layaknya seniman yang mendadak memperoleh inspirasi.
Yang jelas, romantisme adalah menyenangkan, walaupun tidak selamanya itu nyata, bahkan romantisme itu pun bisa kita temukan di dunia maya. Nggak percaya...? Cobalah teman-teman sekalian ingat-ingat, blog mana yang postingannya membangkitkan imajinasimu tentang suatu keindahan, rasa kasih dan cinta........pasti ada...., cuman mungkin cara penyampaianya yang berbeda-beda, ada yang kasar (vulgar) dan ada yang halus penyampaiannya....dalam format yang bermacam-macam juga, ada bentuk catatan harian, gambar-gambar atau foto-foto, mungkin juga layoutnya dan template nya, atau juga berisi cerita-cerita roman, bahkan banyak yang dalam bentuk puisi.
Aku pernah melakukan random blogwalking...hehehe.....eh nyasar di suatu web-blog, yang membuat aku betah berlama-lama menikmati tulisan2nya....... bukan semata-mata profil si penulis, tetapi lebih kepada isi dari tulisannya yang begitu romantis, tetapi ditulis dengan cerdas. Dan aku selalu menantikan tulisan2 dia selanjutnya,walaupun si penulis menganggap bahwa dirinya tidak romantis............., dan aku dengan sukarela dan sukacita memasang situs nya di kolom my links / (sejawat blogger saya)...............

Jumat, Maret 13, 2009

Angry - "marah"


Benar-benar terasa tidak nyaman dan tidak mengenakkan, manakala kemarahan sudah merasuki hati dan pikiran kita. Yang ada hanya rasa gelisah dan rasa tidak puas atas perlakuan yang kita alami maupun yang kita terima. Siapapun selama dia masih bernafas pasti pernah dan akan mengalami situasi ”marah”. Situasi seperti ini dimulai dari suatu perasaan (feeling) negatif saat seseorang atau sesuatu berbuat salah, berbuat keliru yang menyebabkan orang tersebut berada dalam situasi terancam atau situasi yang membahayakan dirinya. Orang tersebut akan berusaha mempertahankan keutuhan fisik dan psikis (ego) dari ancaman tersebut agar tetap eksis. Tindakan kemarahan tersebut dapat juga berunjuk pada tindakan menghukum (punish) seseorang atas apa yang telah mereka lakukan.
Kemarahan merupakan reaksi dari otak atas suatu nyeri atau sakit (pain or hurt) yang nantinya akan diolah oleh otak untuk menelurkan suatu keputusan yaitu : akan lari menghindar atau maju menghadapinya (flight or fight).
Gambaran kemarahan pada manusia dan binatang pada prinsipnya sama, umumnya dalam bentuk perubahan fisik (menjadi lebih kaku/tegang, bersuara keras/berteriak/, gerakan2 tubuh yang mengancam), namun pada manusia ekspresi kemarahan lebih sulit dinilai, pada orang-orang tertentu ekspresi kemarahan justru bukan dalam bentuk teriakan marah, atau wajah yang sangar, tetapi bisa juga dalam bentuk ekspresi diam-membisu-mutisme, atau justru tertawa getir. Tetapi reaksi metabolisme tubuh tetap tidak bisa disembunyikan, yaitu tekanan darah dan denyut jantung yang meningkat tajam, keringat yang mengalir keluar dari dahi, tengkuk, dan nafas yang memburu. Semua ini disebabkan pelepasan substansi epinefrin/adrenalin sebagai bentuk reaksi otak dalam menghadapi situasi darurat, dimana seseorang bersiap untuk mengambil tindakan ”fight or flight”.
Kemarahan juga dapat merupakan ekspresi dari suatu intimidasi (intimidate) terhadap seseorang, untuk menekan agar orang tersebut mau mengikuti kemauannya, bisa juga kemarahan merupakan bentuk agresi (aggression) dimana suatu perkelahian (fight) dapat segera terjadi untuk memenangkan keinginannya.
Beberapa orang juga menunjukkan ekspresi kemarahan kepada publik dengan jalan memukul atau menghantam benda2 mati, seperti memukul pintu, menendang sesuatu, atau meninju tembok. Ada juga seseorang yang menunjukkan kemarahannya dengan jalan menyakiti dirinya sendiri, seperti membentur-benturkan kepala ke tembok atau mencederai dirinya sendiri.
Kemarahan tersebut sebenarnya sangat menguras tenaga dan energi, kadar gula darah sangat turun, penderita bisa mengalami hipoglikemia (kadar gula darah rendah) dan hipoksia (kekurangan oksigen dalam sirkulasi tubuh) sehingga jangan heran pada orang-orang tertentu yang dalam situasi kemarahan luar biasa akan mengalami kejadian pingsan (collaps).
Menghadapi situasi orang dengan kemarahan, sebaiknya janganlah dihadapi secara frontal, tetapi cobalah untuk mengerti situasinya, menghadapinya secara frontal bisa berakibat buruk. Tenangkan dia dengan kata-kata yang bernada mengalah, penuh pengertian, kalem dan menyejukkan, bila tidak mempan...sebaiknya anda ngaciiiirrr...., biarlah situasi menjadi tenang dan kemarahannya mereda. Tetapi bila kemarahannya sudah diluar batas, dengan akibat membahayakan orang lain atau dirinya sendiri, maka pertolongan harus segera dimintakan dari yang berkompeten, dalam hal ini adalah pihak yang berwajib, untuk melumpuhkannya, setelah itu akan diserahkan kepada ahli yang mempunyai ilmu untuk mengatasi kemarahan yang membahayakan jiwa (dokter psikiatri, psikolog).
Kemarahan adalah hal sangat manusiawi, karena merupakan bentuk dari ekspresi emosional manusia untuk mempertahankan integritas dirinya. Tetapi bila kemarahan tersebut sudah tidak rasional, maka sudah layak dan sepantasnya pertolongan dari ahli diperlukan untuk mengatasinya (anger management).
Demikian pembaca sekalian artikel saya kali ini, semoga bermanfaat.


Kemarahanmu.....
Kemarahanku....
Berpadu menjadi satu,
Akankah bertumbuh terus.....?
Tak taulah
Finish.


(Gb; sort d’fig)

Selasa, Maret 10, 2009

Co-Ass Pato (Patologis)


Iseng2 buka album foto lama, eh nyampe juga album zaman aku kuliah dulu.
Kebetulan saat kuliah, aku bukan termasuk golongan mahasiswa yang lurus, santun dan kutu buku….malahan kebalikannya, aku termasuk kelompok mahasiswa yang bandel, suka becanda, aktif di kegiatan kampus , banyak ulah, banyak teman, tapi nggak bodho, hehehe…..buktinya aku dulu lulus terbaik dengan predikat cumlaude.
(yang berdiri di atas cah bontot, dokter konsultan S2, kebetulan adik kandung Menteri Keuangan kita DR.Sri Mulyani, terus yg digaet lehernya itu si churniawati-spesialis anaestesi, yang berdiri pake baju biru si Sugeng Ibrahim, dokter plus anggota dewan di Rembang, Yang berjilbab si Hermina-spesialis Radiologi, yang duduk itu aku dg mantan pacarku-spesialis Radiologi juga)

Aneh juga kalo nginget2....Padahal mantan pacarku dulu (sekarang jadi istri) bilang kalo aku itu mahasiswa psikopat, cocoknya ya sama orang2 yang psikopat, tadi nya aku menyangkal..masa' siiii...aku psikopat...?
kayaknya sekarang aku mengakui kalo hipotesis itu terbukti deh, sahabatku yang paling setia , namanya Topo (cah bontot), tu juga orangnya aneh…mirip2 aku lah....tipe pemberontak, anti kemapanan, revolusioner….yang sekarang agak terbelenggu dengan status sebagai kepala rumah tangga, suami dan ayah.

(saat kita lagi iseng di ruang operasi gigi, tugas akhir sebelum lulus)

Ngeblog adalah salah satu cara untuk mang-aktualisasi hasrat terpendam akan sedikit “kebebasan”…hehehe…..walaupun aku menyadari bahwa zamannya udah beda.
Yang penting...semangat...semangat.!!!!

Senin, Maret 09, 2009

Buat Kamu


Kamu yang belum lama ku baca,
yang belum lama ku dengar,
Kamu yang baru ku kenal,

Kamu yang belum pernah ku temui,
Kamu yang selalu kunanti,
Dengan sekeping hati ter-iris,
Dengan segenggam nestapa,dibalik asa,

Baik-baik kamu di situ ya....

Jumat, Maret 06, 2009

Memilih Pasangan ....(yg seimbang)

Kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita harus menetapkan pilihan. Contoh nya : memilih baju untuk dipakai resepsi, meilih kendaraan yang akan kita gunakan, memilih lokasi rumah, memilih presiden bahkan yang lebih penting lagi memilih pasangan hidup kita... ...
Sejak manusia dilahirkan sampai dia meninggal selalu dihadapkan pada situasi itu. Bagaimana sih cara manusia menetapkan suatu pilihan? Manusia pada dasarnya mempunyai naluri untuk memilih sesuatu yang merupakan kebutuhannya yg paling penting , paling mendesak.Namun tidak serta merta pilihan yang diambil itu boleh sembarangan saja dengan tidak memikirkan kepentingan pihak/orang diluarnya. Karena itu banyak faktor / kategori / kriteria yang digunakan sebagai dasar dimana seseorang menentukan pilihannya. Disini saya memakai istilah ”kriteria”.
Contoh paling sederhana, cara memilih Susu formula untuk anak, mungkin ibu-ibu akan memakai kriteria : harga,nilai gizi, kemudahan mencari/memperoleh, rasa, kemasan, pengalaman diri/keluarga, rekomendasi ibu2 lain dst..dst....
Nah dari beragam kriteria tsb akan dikelompokkan dalam 2 golongan ; yaitu kriteria diterima (inklusi) dan kriteria ditolak (eksklusi). Dari situ nantinya para ibu-ibu akan lebih mudah menetapkan pilihan susu formula yg akan dibeli untuk anak tercinta.
Tentunya keuntungan dari metode ini adalah kita bisa meminimalkan faktor emosi sebagai dasar menetapkan pilihan, misal tetanggaku anaknya di kasih susu Promil, ahh aku juga gak mau kalah, padahal kita tahu betapa mahalnya susu itu. Kerugiannyapun ada juga...yaitu semakin banyak kriteria yang ditetapkan maka akibatnya semakin sedikit kemungkinan mendapatkan pilihan.....ini wajar..karena tidak ada/jarang ada sesuatu yang memiliki nilai sempurna...paling bisa mendekati sempurna, itupun setelah kriteria agak dilonggarkan
Bagaimana seandainya teknik memilih itu diterapkan pada situasi dimana kita harus menentukan siapa teman dekat. pacar, pasangan hidup...? prosesnya sebenarnya sama, tetapi lebih ketat lagi. Kita pasti memulai dari performa si ”dia”.
Seandainya aku adalah wanita tentunya kriteria inklusinya a.l : si ”dia” harus lelaki sejati, kepribadiannya kokoh, bermental baja, sopan, tutur kata lembut, fisik bagus (ideal), intelegensia baik, pendidikan tinggi, pekerjaan mapan, keluarga baik-baik, keturunan juga tak ada yg cacat, berakhlak mulia, wajah tidak mengecewakan, romantis tapi humoris..tidak merokok,..dll . Itu mungkin kriteria yang ku gunakan, tetapi masalahnya keluarga kita pun mempunyai kriteria sendiri untuk calon menantunya....Nahh....hal inilah yang sering menimbulkan kesenjangan, dimana pilihan kita kadang tidak disetujui oleh keluarga kita, walaupun kita sudah jatuh cinta setengah mati..! Situasi seperti ini sering menimbulkan keadaan frustasi, dimana seseorang yang merasa bahwa pilihannya selalu tidak dapat ”menyenangkan” semua pihak akhirnya menjadi apatis, dan akhirnya mematikan rasio dan emosinya dan menyerahkan pilihannya pada keluarga (orang) lain.....akibatnya bisa ditebak, bahtera rumah tangga yang mereka tumpangi berlayar laksana perahu di tengah badai, terombang-ambing kesana-kemari...penuh dengan gejolak, perselisihan, pertengkaran....susahnya lagi kalau kadung sudah ada anak.
Memang anak bisa dijadikan sebagai alasan sebagai alat pemersatu dan mencegah perceraian...tetapi kasihan sekali status anak tersebut seandainya hanya berfungsi sebagai meterai pada surat yang rusak!!
Lalu bagaimana cara kita menetapkan pilihan untuk pasangan hidup kita dengan benar? Memang sudah banyak cerita maupun buku2 panduan bagaimana cara memilih pasangan hidup. Cuma saya memiliki pandangan bahwa: Seandainya sudah mantap dengan pilihan kita dan si ”dia” pun memiliki komitmen yang sama dengan kita sesuai dengan kriteria yang sudah kita tetapkan, jalani saja...!!

Menikah adalah suatu komitmen, maka kita jelas membutuhkan waktu untuk saling mengenal terlebih dahulu untuk menilai kecocokan kita dan saling menyelaraskan nya, dan keseimbangan lah yang diharapkan bukannya ketimpangan. Memang butuh perjuangan yang berat, tetapi seandainya kita bisa melaluinya dengan sabar dan telaten, maka semoga akan membuahkan hasil yang baik, yaitu rumah tangga yang ”sakinah” yang berbahagia yang dapat menjadi contoh ideal bagi keluarga2 yang lain.
Begitulah para pembaca sekalian, sedikit uneg-uneg saya tentang ”memilih”, tetapi perlu kita cam-kan benar-benar : memilih itu memang sulit, tetapi lebih sulit lagi menjadi yang terpilih.

Minggu, Maret 01, 2009

Profesi


Masih jelas ku ingat, 15 tahun yang lalu..begitu bersemangatnya aku saat menerima sepucuk Surat Penugasan (SP) dari Dep-Kes. Tidak kuperdulikan seperti apa nantinya aku , seperti apa tugas yang akan kuhadapi, seperti apa kesulitan2 yang mesti kuhadapi, dan seperti apa masa depan yang akan ku jalani. Adanya hanya rasa optimis dan enjoy saja. Kenapa begitu? Tentu saja itu merupakan pengalaman pertamaku berkiprah di masyarakat dengan status yang berbeda, status sebagai seorang professional, bekerja sesuai dengan disiplin ilmu yang telah kukuasai dengan susah payah.
Lima belas tahun sudah kujalani, kukira sudah cukup banyak pengalaman hidup, suka-duka, pahit-getir hidup berumah-tangga dan bermasyarakat.
Ilmu tentang bermasyarakat, prakteknya kuakui sangat berbeda dengan teori-teori ilmu sosial yang kupelajari di semester awal kuliah, ilmu itu hanya kita dapatkan langsung dengan terjun di kehidupan bermasyarakat. Sudah banyak tempat kusinggahi dengan bermacam corak watak, karakter, tradisi dan budaya masyarakat setempat. Banyak tantangan dan cobaan yang kualami, entah itu urusan dinas, sosial maupun masalah aneh2 yang berkaitan dengan pemahaman maupun kepercayaan masyarakat setempat (mistik). Aku sudah kenyang dengan masalah2 itu semua. Dan syukur kepada yang Maha Kuasa sampai detik ini aku masih tetap sehat wal’afiat, keluarga juga tetap sehat, rukun dan solid.
Namun akhir-akhir ini aku sering dihinggapi pertayanyaan, “akan seperti ini kah aku selamanya? Bekerja sesuai dengan profesi yang selama ini kugeluti…? sampai kapan aku harus beristirahat? ... harus berhenti?... sampai maut menjemput…?” Kadang aku ingin lepas, ingin bebas dari tugas2 dan kewajiban2 yang selama ini rutin ku jalani, ingin pergi mencari situasi dan suasana baru, menggeluti dan menggumuli sesuatu yang baru, yang lain, yang beda dengan selama ini kugauli. Tapi selalu juga muncul keragu-raguan…apa ya bisa…? Apa ya mampu…? Jangan2 terlalu spekulatif…? Ntar kalau gagal dan malah berantakan bagaimana…?
Pertanyaan2 itu selalu muncul dan pada akhirnya mengurungkan niatku untuk mencoba melangkah lebih jauh..hanya tertinggal sketsa atau proposal belaka yang belum ditandatangani tersimpan di laci-laci arsip sl-sel kelabu otakku.
Apakah aku puas dengan profesiku? Puas dengan kehidupanku selama ini…? Jawabanya jelas iya!, tetapi mungkin suasana sekarang berbeda dengan dahulu pada awal2 bekerja, tantangan sekarang kurasa lebih ringan..apakah karena aku merasa situasi sekarang terlalu enak dan mudah segalanya…? Tak taulah….
Mungkin aku butuh suatu penyegaran, butuh suatu tantangan baru..karena sudah sifatku memang akan bergairah dan bersemangat tinggi bila menjumpai suatu tantangan, niat untuk ‘fight” langsung menggebu-gebu.
Aku ngeblok ini juga pada awalnya untuk mencoba sesuatu yang baru, dan ternyata memang memberikan manfaat yang tidak sedikit bagi perkembangan jiwa dan emosiku.
Saat aku membaca posting dari mas Bontot, yang mengulas tentang “bagaimana seandainya kita ber-alih profesi”, aku jadi tergelitik banget dengan esensi dari postingnya..seolah-olah membangkitkan dari tidur panjang monster purba dalam benakku, yaitu…”mencoba sesuatu tantangan baru yang besar…"Alih Profesi"
Entah kapan itu akan terlaksana, tetapi mulai saat ini aku sudah mulai bersiap-siap untuk menjalaninya, mungkin tidak seketika beralih profesi, tetapi berprofesi ganda dulu yang akan kulakukan. Sampai pada akhirnya hanya profesi yang memang kucintai, kunikmati yang akan kujalani sampai akhir hayatku.
Pernahkah teman2 berpikiran yang sama dengan ku? mari kita 'share' bareng-bareng.