Jumat, Januari 29, 2010

Pak Antasari dan Pak Asyangar... (tentang "Ranee")

Pak Asyangar meletakkan cangkir kopi yang baru di sruputnya, sambil mengusap kumisnya yang lebat dan hitam legam diperhatikannya dengan seksama acara di suatu stasiun TV swasta. Tampak sosok laki-laki yang begitu di idolakan-nya sedang berdiri di hadapan sidang pengadilan, membacaka nota pleidoi-nya.
Pak Asyangar begitu tergetar hatinya saat mendengarkan nota pembelaan Pak Antasari, mantan ketua KPK, terdakwa pembunuhan yang telah dituntut hukuman mati oleh Jaksa Penuntut Umum.

Pak Asyangar masih ingat saat dia masih kuliah disuatu Institut Ilmu Pemerintahan yang berada di suatu kota di Jawa Barat, betapa seseorang mahasiswa selalu diharapkan akan menjadi abdi masyarakat yang bersih, bebas dari perbuatan tercela, seperti kasus asusila dan korupsi dan dapat menjadi contoh baik di masyarakat.

Saat dia lulus dan ditempatkan di suatu kantor kecamatan sebagai salah satu staf kecamatan, dia mulai mengenal sosok Antasari, sebagai Seorang Jaksa Agung Muda. Benar-benar suatau jabatan yang tinggi dan memiliki tanggung jawab besar menurutnya. Sejak saat itulah dia mulai memelihara kumis lebat, dan menyesuaikan potongan rambutnya dengan pak Antasari yang sekarang menjadi tokoh idolanya.


Pak Asyangar sangat gembira setelah Antasari terpilih sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), walau harus melalui proses yang ribet di DPR. Selama menjabat sebagai ketua KPK, pak Asyangar menganggap kinerja pak Antasari begitu hebat, banyak kasus2 korupsi yang diungkap dan banyak pejabat Negara, pengusaha kakap yang dia seret ke pengadilan dengan tuduhan korupsi. Begitu besar harapan pak Asyangar terhadap Antasari untuk memberantas koruptor2 yang menggerogoti keuangan Negara dan merampas kesejahteraan rakyat.

Saat Antasari tersandung kasus pembunuhan dan skandal sex dengan perempuan bernama “Rani”, pak Asyangar begitu syok, begitu down….dia merasa sedih juga bingung, apakah mungkin sosok Antasari yang begitu tegar, keras dan percaya diri bisa tersangkut kasus yang sangat memalukan tersebut. Begitu bodohnya Antasari yang sudah memiliki istri cantik tersangkut skandal memalukan dengan seorang golf caddy…?, sebodoh itukah mereka melakukan pertemuan rahasia disuatu hotel terkenal?....jangan2 itu semua hanya jebakan saja untuk menjatuhkan dirinya….?

Keprihatinan tersebut dia tunjukkan dalam bentuk doa yang selalu dia panjatkan disaat-saat menjelang tidurnya. Biarlah kebenaran yang terungkap, seandainya Antasari bersalah, hukumlah dia sesuai perbuatannya, tetapi bila Antasari tidak bersalah, maka bebaskanlah dia dan kembalikan dia kepada posisinya dan direhabilitasi nama baiknya, hukumlah pihak/orang2 yang telah menjatuhkan atau memfitnahnya. Doa itu selalu dipanjatkan oleh pak Asyangar dengan ikhlas dan penuh kerendahan hati.

Pak Asyangar merasa banyak kemiripan antara dirinya dengan Antasari. Kebetulan penampilan mereka mirip, sama-sama seorang abdi negara, sama-sama memiliki istri yang cantik, sama-sama orang yang terpandang di masyarakat, walaupun dia cuma di lingkup kelurahan yang dipimpinnya.

Satu lagi yang menurut pak Asyangar agak aneh adalah kebetulan yang kebetulan sekali…… dirinya memiliki selingkuhan seorang perempuan pemilik warung kopi disebelah Kelurahan, hubungan mereka sudah jauh….. dan berlangsung sekitar 2 tahun, dan aman2 saja…mbak Ranee namanya. Seorang gadis desa yang manis, berkulit putih bersih, rambut hitam lurus sebahu, berhidung mancung dan bertubuh langsing...pokoknya mirip Aura Kasih lah......

Hubungan mereka bisa berjalan mulus karena mbak Ranee juga mampu menjaga kerahasiann hubungan yang terjadi diantara mereka. Mbak Ranee begitu menghormati, menyayangi dan menghargai posisi atau kedudukan pak Asyangar di masyarakat. Sehingga mbak Ranee tidak tega dan tidak mau menuntut terlalu banyak untuk dinikahi oleh pak Asyangar, karena dia tidak ingin menghancurkan nama baik dan karir pak Asyangar, dia juga tetap menghormati bu Asyangar sebagai istri kepala desa dan istri yang syah dari pak Asyangar.

Pak Asyangar pun merasa dirinya mampu memimpin, mengarahkan dan membina mbak Ranee untuk tetap setia kepadanya…tetap saling menyanyangi walau sampai kapanpun, dan perselingkuhan mereka benar-benar dilakukan atas dasar keikhlasan belaka, tidak ada tuntutan apa-apa diantara mereka, pokoknya semua berjalan wajar, aman dan rahasia.

Sambil menyalakan sebatang rokok LA Menthol Light……, pak Asyangar mengecilkan volume TV. Matanya terpejam……..dihembuskannya kabut asap ke atas……….. perlahan….lembut……merenung.

Pak Asyangar berkata sendiri …….“ Aku memang hanya pejabat kecil……., tidak sepintar Antasari….., tidak sehebat dia……, tidak se-terkenal dia……, tidak seganteng dia……tetapi dalam urusan wanita……aku lebih lihay……xixixi…..”

Rabu, Januari 27, 2010

Hanya ada satu Srex

Heran...
Musim hujan kayak gini...ada aja orang yang 'sakit' yang membajak nama 'Srex' untuk mengacau.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan nama Srex...? Tahu nggak si pembajak itu tentang sejarah kata 'Srex'...?
Apa tidak ada nama lain yang bisa digunakan untuk kepentingan 'sinting' nya itu...?
Apa dia memang tidak suka dengan blog ku? dengan sosok diriku...? Silahkan perkenalkan diri anda...katakan yang sejujurnya.
Pasti akan ada solusinya.

ps: posting keprihatinanku atas pembajakan namaku 'Srex' di blogdetik.

Kamis, Januari 14, 2010

Pak Asyangar dan Bu Maya

Pak Ayangar meraih ponsel BlackBerry China-nya, di aksesnya facebook, terdapat beberapa pesan baru di dindingnya. Yang pertama berupa pemberitahuan dari pak Sekdes tentang agenda acara hari ini, dan yang berikutnya adalah pesan dari mbak Ranee kekasih pujaan hatinya…..Biasaaaa…kalau habis kencan semalam pasti minta dibeliin coklat….kalau nggak bisa2 di cakar entar.

Bergegas Pak Asyangar ke kamar mandi.
Selesai berpakaian dinas dan merias diri, kemudian Pak Asyangar sarapan pagi bersama istri tercintanya. Bu Asyangar sambil menyuap nasi uduk berkata “ Tumben pagi ini mandi mas…ada acara penting ya…?” Sambil mengelap kumisnya Pak Asyangar menjawab “ Iya bu…jam 8 ini, ada undangan dari sekolahan, acara perkenalan dengan Guru baru serta penglepasan Pak Bejo yang memasuki masa pensiun”. Bu Asyangar melanjutkan “ Oh…Pak Bejo pensiun…? Waah…dia termasuk Guru yang tertua di desa kita ya Pak….beliau juga dulu guru kita kan waktu kita SD….Nanti sore aku tak main ke rumahnya aja”. Sambil meletakkan gelas teh tawarnya pak Asyangar, beranjak ke halaman depan rumah dan menaiki Honda GL Pro plat merahnya dan berkata “Nanti aku pulangnya agak sore ya bu….Aku mau ke kota, ada urusan penting, nanti tak bawain oleh2 ya…”. “Iya pak….hati-hati di jalan …jangan lupa nanti sms aku kalau sudah mau pulang”. “Ok Bu…aku berangkat yaa…” Pak Asyangar berpamitan.
Sambil melambaikan tangannya Bu Asyangar berkata dalam hati “ betapa ganteng dan gagahnya suamiku tersayang….”

Perlahan Pak Asyangar memasuki halaman sekolah Dasar (SD), tampak suasana ramai, ambil berlarian murid-murid sekolah berteriak-teriak menyambut kadatangannya…”Pak Lurah…Pak Lurah dataaang….hore…pak Lurah Datang…!!”. Pak Asyangar tersenyum lebar dan melambaikan tangannya…persis selebritis masuk pasar ikan. Pak Asyangar selalu senang bila menghadiri undangan di SD ini, karena yang menyambut kedatangannya pasti banyak, tidak hanya Kepala sekolah dan jajaran Guru tetapi juga murid2 SD yang berjumlah sekitar 100-an anak. Disamping itu Pak Asyangar sendiri sangat perhatian terhadap kemajuan SD tersebut dan dia terkenal sebagai Lurah Sayang Anak..


Setelah acara basa-basi sebentar, kemudian Pak Asyangar di perkenalkan dengan Guru yang baru.Namanya Bu Maya. Pak Asyangar terkesima waktu berkenalan, ternyata guru tersebut berjenis kelamin perempuan, berusia 24 tahun lulusan S1 pendidikan.Bahasa Indonesia, penampilannya bersahaja. Mata Pak Asyangar langsung berkilat menyerap info visual. “Hemm manis juga ibu guru baru ini…bodi nya ow…..molek, kulit kuning langsat, rambut hitam panjang sebahu, giginya…wow…rapi putih bersih, sudah kawin belum ya…?” . Sambil bersalaman Pak Asyangar berkata “ Putranya sudah umur berapa Bu Guru….”. Bu Maya terperangah merasakan jabat erat dan hangat dari Pak Lurah, terasa hawa hangat menjalar dari genggaman tangan kekar Pak Asyangar menuju otaknya dan menimbulkan rasa nyaman “ Saya belum punya anak pak Lurah, belum kawin juga kok”. Seketika hati Pak Asyangar terlunjak, “ Waow…asyiiikk…”, sambil menyembunyikan kegirangannya Pak Asyangar menyahut “ Oohh…maaf Bu Guru…saya belum tahu…yah mudah2an tidak lama lagi menemukan jodohnya yaa….”. Bu Maya menyahut “ Terimakasih Pak Lurah..mohon doa restunya aja…”.

Jam 10.30 acara selesai. Pak Asyangar kemudian berpamitan kepada Pak Kepala sekolah dan para guru, terakhir Pak Asyangar bersalaman dengan Bu Maya..... sambil berkata dengan lembut “Bu Guru punya akun fesbuk?”.
Sambil tersenyum malu-malu Bu Maya menyahut “ Punya pak Lurah”.
Sambil masih tetap menjabat erat tangan bu Maya pak Asyangar berkata lirih....“ nanti saya add yaa….”.
“Iya pak lurah…saya nantikan” Bu Maya menjawab dengan suara agak bergetar. Terasa kedutan hangat dibawah pusarnya.….enggak tahu kenapa kok dia jadi agak salah tingkah, mungkin karena masih baru…apalagi di hadapan para Guru lainnya, tetapi mereka tampak senang dan biasa-biasa saja melihat sambutan yang hangat terhadapnya dari Pak Asyangar.

Sambil perlahan mengendarai sepeda motornya, pak Asyangar berkata dalam hati “ dasar perempuan ......dimana aja sama…malu2 kucing”.

Bu Maya sambil menghapus papan tulis berkata dalam hati ; “ dasar laki-laki...... dimana aja sama ….kucing garong”.

Senin, Januari 11, 2010

Manusia biasa...... (silaturahmi di Minggu pagi)

Menjadi “bukan siapa-siapa” merupakan suatu kegemaranku. Lepas dari semua predikat, atau emblem yang selama ini melekat, yang justru sering menjadi beban psikis disaat aku membutuhkan suasana yang santai dan nyaman untuk sejenak melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan yang membekukan otak.

Hari Minggu pagi kemarin, ritual yang sudah kujalani selama bertahun-tahun ini kembali kulakukan. Pukul 4 pagi saat langit masih gelap gulita, alarm ponselku berbunyi membangunkan lelap tidurku dengan ”nyanyian” merdu sang dewi kuntilanak....hi-hihi-hihi....*Ohh...syeraaammm.....

Berjingkat menuju kamar mandi untuk mengosongkan tandon sisa kopi tadi malam, cuci muka dan gosok gigi. Setelah rasa kantuk berangsur menghilang, aku turun menuju lantai dasar, menuju ruang pakaian. Jaket Tentara panjang sampai mata kaki, celana jeans belel, sepatu boot kulit hitam, sarung tangan tebal, syal tebal kukenakan dalam waktu 5 menit. Kemudian menuju dapur, kuambil keranjang belanja plastik besar dan berjalan menuju garasi. Kubuka selubung kain parasut dan sambil tersenyum puas kupandangi Tiger-Revo warna hitam kesayanganku, tampak bersih, mengkilat....Hhmm....sudah seminggu dia tidur nyenyak, sekarang saatnya dia kuajak berolah-raga sekalian belanja ke pasar pagi di Salatiga. Ku kenakan helm ’full face’ dengan corak Rossi, sambil perlahan ku dorong motorku menuju halaman. Kutekan tombol start....dan....Brrruuummm......suara indah, merdu dan mantap seperti nyanyian si Pavarotti mengalun dari knalpot Yoshimura. Kutunggu beberapa saat sampai putaran mesin langsam.

Kurasakan udara begitu ”sejuk”, berarti sekitar 12 derajat C, biasanya malah kurang dari 10 derajat C..hehehe....sekarang sudah lima belas menit lewat dari pukul 4 pagi. Kutarik penuh tuas kopling, kunaikkan RPM mesin sampai 4 ribu, masuk persneling satu dan....Goooo.!!!...Tancap Gas....Sebelum belokan pertama kecepatan 100km/jam sudah kucapai...lumayan....
2 km berikutnya setelah melewati kompleks wisata Kopeng, kondisi jalan berubah menjadi lurus dan lebar, sambil menunduk sedikit dan lampu menyorot jauh, kubetot penuh grip gas....135km/jam kucapai dalam waktu singkat. Saat itulah kurasakan suatu kenikmatan yang tak terperikan, hormon adenalin mencapai kadar puncaknya dalam darah, semua saraf dan indera bekerja maksimal, denyut jantung meningkat tajam dan konsentrasi serta kewaspadaan berada pada ’stage’ tertinggi. Keadaan ekstasi tercapailah....... Saat itu aku menjadi diriku sendiri, lepas dari semua pikiran2 yang menggerogoti sel2 saraf kelabu di otakku, aku menjadi diriku sendiri, menjadi milikku sendiri, benar-benar tidak ada pikiran lain yang berani mencoba mengusik kenikmatan berkendara seperti ini. Memasuki tikungan, turunan dan tanjakan, aku hanya tinggal sedikit mengurangi kecepatan, masuk persneling lebih rendah dan kemudian tancap gassss..... 10 menit kemudian aku sudah memasuki kota Salatiga, hmm...10 menit untuk jarak 16 km menurutku cukup bagus, dalam kondisi mengendara biasa paling tidak butuh waktu 20 menitan.

Kubelokkan motor menuju parkir pasar, dan seperti biasanya si tukang parkir menyambut dengan lambaian tangan dan sempritan pendek sambil menunjuk ruang parkir ”khusus” untukku...hehehe....
Pagi ndan...tumben pake jaket panjang, lha jaket kulitnya mana ndan...?”. Sambil menyeringai kujawab ” lagi dicuci mas, belum kering, gimana ikannya...? yang rame apa...?”. Jawab si tukang parkir ” lumayan ndan, banyak ikan kembung, tongkol sama kerang, kepiting juga ada, tadi ada yang ngirim dari Jepara

Obrolan ringan sebagai salam pembuka saat aku bertemu dengan si tukang parkir pasar pagi. Entah mengapa diantara aku dan si tukang parkir itu sepertinya ada ikatan bathin, seandainya aku tidak nongol di hari Minggu pagi, Minggu berikutnya pasti dia akan menanyakan kemana saja aku, atau ada apa kok sampai nggak ke pasar, aku tidak tahu kenapa bisa begitu. Kami sendiri tidak pernah ngobrol berlama-lama, dia sendiri hanya mengira bahwa aku adalah seorang tentara yang suka gentayangan pagi-buta belanja ke pasar....hehehe....

Sejenak kemudian aku sudah berada di depan ’lapak’ penjual ikan laut langgananku, sambil tersenyum si ibu penjual menyapaku, ” mari mas...ini ikannya masih segar2, komplit, semuanya ada, tak pilihin sekalian ya mas...”. Aku ketawa kecil, karena memang sudah langganan jadi aku tidak usah menawar lagi, tinggal tunjuk aja dan aku yakin pasti harganya lebih murah sekitar 1-2 ribu perkilo dari harga yang dia berikan ke orang lain. Aku minta ikan Tongkol dan Kembung masing2 tiga kilo, cumi besar 2 kilo, bawal putih 2 kilo dan kerang laut yang masih bercangkang 2 kilo, cukuplah itu untuk seminggu, hari ini biar kita makan kerang rebus saja pakai saus sambal dan tomat, yang lainnya biar masuk kulkas dulu. Selesai kubayar harga ikan, aku beralih ke lapak yang lain, membeli bumbu, sayur, tahu, tempe, cabe, dan terakhir jajanan pasar buat anak2ku yaitu: lopis, ketan-kincau, gethuk dan tiwul. Selalu jajanan itu yang mereka cari saat mereka bangun di pagi hari Minggu...hehehe....

Sambil mengikat keranjang belanjaan di jok belakang, si tukang parkir berkata ” ndan kapan2 kalau enggak sempat ke pasar, sms saya ya, ini nomernya, mau beli apa saja nanti biar saya anter ke rumahnya, di Kopeng kan ndan....?”. Aku ketawa dan menyahut ” iya mas...makasih, tak simpan nomermu yaa....”. si tukang parkir tampak lega dan sambil sekilas menyilangkan tangan di jidat nya dia berkata ” beres ndan...pokoknya sms saja kalau nggak sempat ke pasar yaa...”.


Sambil mengendarai motorku perlahan-lahan, aku menghirup udara segar memenuhi paru-paruku, semburat cahaya matahari mulai tampak di ufuk timur, di balik gedung2 pertokoan yang masih tutup. Aku merasa nyaman ...nyaman sekali...ada rasa damai di hati. Perjumpaanku dengan si tukang parkir, dengan ibu penjual ikan laut, entah mengapa memberikan rasa yang indah ini. Mereka bukan siapa-siapaku dan aku juga bukan siapa-siapa bagi mereka, Sekedar perjumpaan beberapa menit di hari Minggu, itupun kalau aku sempat ke pasar, hanya pertemuan singkat antara seorang pembeli dengan tukang parkir dan pedagang ikan. Tetapi pertemuan yang singkat itu seakan merupakan suatu reuni atau bisa juga dikatakan sebagai suatu silaturahmi dengan seseorang .......yang jauh dimata tetapi dekat dihati.
Bukan siapa-siapa...kami manusia biasa.....memang.

Rabu, Januari 06, 2010

Mas Pengamen.....(suatu siang di depan sekolah)


Peristiwa siang itu terulang lagi,untuk yang kesekian kali..... hampir setiap saat aku meluangkan waktu menjemput anakku pulang sekolah.
Diantara deru lalu lintas jalan raya di depan sekolah, terdapat sebuah halte bus, aku biasa parkir dipinggir jalan dekat halte tersebut sambil menunggu saat bel bubaran sekolah, sekitar pukul 1 siang.
Lamat-lamat……….Terdengar suara petikan gitar …..dibarengi nyanyian dengan suara yang menurutku cukup merdu, petikan gitarnya juga cukup baik tidak sekedar ‘genjreng-genjreng’doang.

Mas Pengamen...! dia lagi yang ada disitu, selalu.....disaat matahari menyengat di atas ubun-ubun, itulah saatnya dia beristirahat di halte ini. Biasanya setiap jam 12.30 dia sudah nongol duduk di bangku halte yang kebetulan di sebelahnya terdapat lapak / warung kecil tempat ‘wong cilik’ melepas lelah dan dahaga. Mas Pengamen itu biasanya menyantap gorengan –gorengan dan minum segelas es teh yg dijual oleh ibu pedagang di halte itu.
Setelah rasa lapar hilang, selalu dia kemudian memetik gitarnya dan menyanyikan lagu-lagu, baik pop,religi, kadang campur sari, bahkan pernah lagu2 irama latinnya Carlos Santana....buseet...keren juga…hehehe……tapi satu yang paling ku suka, dia enggak pernah nyanyikan lagu dangdut.......cocok deh denganku.

Dia hibur para supir angkot, tukang becak,tukang parkir, pedagang makanan asongan dan tentunya para penjemput anak2 sekolah termasuk aku, dan baiknya itu gratis..., dia enggak menarik bayaran/uang buat pendengarnya...hehehe.....Satu persatu dia nyanyikan lagu...sekitar 15-20 menit. Bila dia mulai beraksi, kumatikan lantunan CD, kubuka lebar kaca jendela mobil dan ganti menikmati lantunan suaranya...asyik juga rasanya....

Pernah aku ngobrol dengan dia, kutanya ; ”namamu siapa mas?” jawabnya ; ” Wah...nama buat saya nggak penting pak...saya orang melarat..nggak penting nama saya diketahui orang, cukup panggil saya mas pengamen aja deh....” . Aku tersenyum....”hehehe…..jaga gengsi juga ini orang”
Hari lain kutanya lagi ; ” Sehari ngamen bisa dapat duit berapa mas...?” jawabnya : ”yah biasanya sekitar 20 rb, kalo lagi rame ya bisa 50 rb pak...tapi jarang2 sih, kalau pas lagi nasib baik aja ” Lumayan juga yah.....”Terus sampeyan mau ngamen sampe kapan mas? “. Jawabnya ”nggak tau pak, soalnya dengan nyanyi ngamen kayak gini selain dapat duit, saya juga merasa nyaman… merasa terhibur …..dengan segala kesedihan atas kemelaratan saya...” Oohh gitu ya.....batinku; kasihan juga orang ini....
Yaah..... manusia memang makhluk yang aneh sekaligus unik...ada saja cara mereka untuk survive, cara mereka berkarya dan menikmati hidupnya. Memang kalau orang sudah mencintai pekerjaannya, maka batas antara beban dan rekreasi akan hilang, lebur menjadi satu....yang ada adalah rasa senang , enjoy di dalam menjalankan pekerjaannya.

Bel berbunyi, anak2 mulai bubar dari sekolah........
Sayup-sayup masih kudengar lantunan suaranya:
...dan demi nafas yang telah Kau hembuskan dalam kehidupanku kuberjanji kuakan menjadi yang terbaik....menjalankan sgala perintah Mu menjauhi sgala larangan Mu.......adalah sebaris doaku untuk Mu......na..na..na .....jreng...jreng....jreng …….dst (ungu).

Sabtu, Januari 02, 2010

Pingsan…..bukan Kejang atau Kesambet (mengawali hari di tahun 2010)


Baru saja aku menuang habis botol ke dua minuman penenang dan pengacau saraf otak, saat ku dengar kegaduhan di ujung belakang ruangan. Tidak jelas dari tempatku duduk apa yang terjadi. Ahh…paling-paling juga orang mabuk…begitu pikirku sambil lalu menikmati alunan “house music” yang mengalun keras dengan pemandangan “indah” dimana 3 orang cewek penari erotis meliuk-liuk dipanggung dibawah guyuran lampu-lampu warna-warni sesekali di sapu “spot light” dan permainan sinar laser. Hhmm….malam ini aku sedang menghabiskan hari terakhir Tahun 2009 di suatu tempat, kawasan wisata, pantai dengan laut yang indah, di suatu negara tetangga.

Istri dan anak2 sudah beranjak masuk kamar Hotel, kelelahan setelah seharian kami berkeliling kawasan wisata ini. Jam 00.30 aku berpamitan istriku untuk menikmati ‘waktu lelaki’, istriku tersenyum dan ketawa kecil sambil berkata “ Ya Pa..hati-hati..pulangnya Utuh loh…”. Hahaha….aku ketawa mendengar pesan istriku itu.

Konsentrasiku kepanggung mendadak buyar lagi manakala kudengar pekik suara perempuan dari meja di sudut belakang ruangan. Memang tidak terlalu jelas karena tertutup oleh kerasnya dentuman suara musik dan teriakan gaduh dari para pengunjung club ini. Kutajamkan penglihatanku kearah meja di sudut itu, sepertinya tampak orang terkapar dilantai dibawah kursi empuk mirip sofa yang melingkari meja-meja di ruangan ini.

Sontak aku berdiri dan mendekat. Ku lihat seorang laki-laki , berkulit putih berambut pirang terkapar tak sadarkan diri. Usianya mungkin sekitar 30-35 tahun. Di sebelahnya tampak dua orang perempuan, satu berkulit pitih dan satunya terkesan perempuan lokal dari daerah sini saja. Mereka tampak panik dan berusaha membangunkan si laki2 tersebut, beberapa sekuriti/bodyguard berbadan tegap tampak bergegas mendekat saat aku berjongkok dan memegang pergelangan tangan kiri laki2 tersebut dan berusaha meraba denyut nadi nya. “hmm…masih teraba…lemah , sedikit cepat tetapi teratur iramanya”. Ke mudian kubuka kelopak matanya dan dengan bantuan senter kecil dari korek api gas kucoba melihat lubang “pupil “ bola matanya, “ masih ada respon terhadap cahaya, ukurannya masih normal sekitar 3-5 mm, dan sama antara mata kiri dan kanan”. Orang2 disekitar meja ikut merubung termasuk para sekuriti bodyguard yang berbadan tegap tersebut, nampaknya mereka memaklumi apa yang kulakukan dan berusaha untuk tenang. Kemudian aku meminta bantuan sekuriti2 tsb untuk membawa laki2 bule ini keluar ruangan. Kami kemudian menuju ruang istirahat para crew, dibaringkan laki2 tersebut diatas kasur empuk.

Ruangan tersebut cukup nyaman dan tenang. Lampu dinyalakan terang dan kemudian aku melanjutkan pemeriksaan dengan tanpa bantuan alat medis, karena memang ngapain aku harus bawa2…hehehe….kan lagi Preman nih…
Kulihat nafasnya teratur dan spontan, tidak perlu memberi bantuan pernafasan, hanya kusuruh buka aja baju atasnya dan melonggarkan ikat pinggang dan celana jeans nya. Kemudian aku minta diambilkan sendok makan besar dan garpu. Mereka pada terbengong-bengong dan saling berpandangan….untuk apa aku minta sendok dan garpu…?, memangnya mau kumakan hidup2 itu orang….hahaha…dikira kanibal kali aku.

Setelah sendok dan garpu tersebut ku terima, kemudian ku gunakan sendok besar dan berat tersebut untuk mengetok “ligament” di lututnya, ternyata reflex lututnya masih baik,kiri dan kanan seimbang. Kemudian kugores telapak kakinya, ternyata jempol kakinya masih mengatup, berarti tidak ada gangguan saraf otak semacam stroke atau perdarahan otak. Kemudian ku lakukan tes sensibilitas dengan perantaraan garpu, ternyata masih ada respon terhadap nyeri. Yaahh…kesimpulanku orang ini mengalami “sincope” atau pingsan. Entah apa penyebabnya mungkin kelelahan, yang pasti kondisinya stabil dan baik, sehingga tidak perlu kawatir dan panik. Tidak sampai 10 menit kemudian laki2 tersebut membuka matanya dan terbangun. Kulihat wajah2 lega tergambar di sekitarku, si perempuan bule tersebut serentak mengucapkan kalimat2 yang menurutku seperti bahasa Perancis, karena agak2 sengau, aku cuma tersenyum karena nggak mudeng yang diomongin. Yang konyol lagi siperempuan lokal dan para bodyguard juga mengucapkan kata-kata dalam bahasa dan dialek lokal…tambah nggak mudeng lagi aku..hahaha…aku cuma bilang bahwa laki2 ini sudah sadar, tetapi masih lelah, sebaiknya pulang dan beristirahat, seandainya mau dibawa ke Rumah sakit juga nggak apa2…supaya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan alat2 yang lebih lengkap.

Aku kemudian kembali kemejaku menikmati “pemandangan indah” yang tadi terlewatkan….hehehe….Nampaknya suasana keceriaan diruangan ini tidak terpengaruh dengan kejadian tadi, mungkin sudah biasa terjadi. Ku pesan “cumi-onion ring goreng mentega” untuk menemaniku minum dan bergoyang, dan akhirnya ada juga yang bergabung menemaniku, siapa lagi kalau bukan para “artis lokal” tersebut…hehehe, menjelang pukul 4 pagi saat aku merasa sudah bosan dan penat kupanggil waitress, kusodorkan credit card ku….dia cuma tersenyum dan mengembalikannya sambil bilang “it’s free sir…”.
Hahaha...asik...asiik... gantian kubilang terimakasih, ahh…apapun alasannya aku dibebaskan dari segala biaya di club itu, ku angap kejadian2 tadi merupakan kenangan yang manis buatku mengawali tahun yang baru,.. mungkin juga buat silaki-laki yang terkapar pingsan itu….hehehe