Sabtu, Oktober 30, 2010

Perlukah Jabatan Kuncen (Juru kunci) Merapi…?

"Kuncen" (Juru kunci), suatu profesi yang lagi menjadi bahan pembicaraan orang banyak, khususnya di daerah Jogya-Jawa Tengah sini. Profesi ini bukan semata-mata suatu pekerjaan, tetapi (katanya) lebih mirip suatu anugerah kepercayaan yang di berikan oleh seorang Raja/Sultan kepada Abdi dalem nya untuk menjaga dan merawat sesuatu yang penting atau berharga. Penting dan berharga disini bukan semata-mata karena nilai ekonomis nya (rupiah) yang tinggi, tetapi lebih kearah nilai historis dan nilai mistisnya…(NB: bukan religi).

Hanya orang yang dipandang memiliki kemampuan fisik dan mental yang luar biasa dan memiliki dedikasi dan kesetiaan yang tinggi kepada sang Raja lah yang akan menerima titah dan anugerah sebagai Juru Kunci.
Kuncen Merapi, jabatan yang diberikan untuk “menjaga G.Merapi”. Menjaga, dalam hal ini termasuk melestarikan nilai2 tradisi warisan nenek moyang yang berkembang di desa2 sekitar kaki G. Merapi. Juga yang paling penting adalah memiliki kemampuan untuk “berkomunikasi” dengan alam dalam hal ini Gunung Merapi dan dapat menterjemahkan segala kelakuannya , sehingga manusia diharapkan mau dan mampu menjaga tindak-tanduknya agar tidak menyebabkan alam (G.Merapi) marah…dalam bentuk letusan atau lelehan awan panas yang dapat menghancurkan segala kehidupan di bawahnya.

Kuncen G Merapi baru saja tewas dalam letusan yang terjadi hari Senin kemarin. Mungkin sebentar lagi akan ada semacam maklumat dari Kesultanan Jogya untuk mengangkat seorang Kuncen baru. Hal ini banyak menimbulkan tafsiran, dugaan dan spekulasi yang bermacam-macam….tentang proses pemilihan dan tokoh "Kuncen" yang akan terpilih.
Buatku sendiri bukan masalah pemilihan Kuncen baru…tapi …Masihkan perlu jabatan Kuncen itu…?
Mengingat beberapa alasan sbb:
1. G. Merapi bukan hanya milik Kesultanan Jogyakarta, tetapi dibagi bersama dengan Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten yang notabene masuk dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah.
2. Jabatan Lurah lebih di fungsikan sebagai orang yang memiliki tongkat komando bila ada kejadian siaga/awas Merapi di wilayah desa yang dikuasainya. Sistim Hirarki sudah berjalan baik, mulai dari kepala Dusun, Lurah, Camat, Bupati, Gubernur …dst
3. Jabatan Kuncen lebih banyak terkesan seremonial , mistik dan akhirnya cenderung untuk meng-kultus kan seseorang (memuja dan men’sakti’kan seseorang ….selain Allah).

Sebenarnya banyak lowongan Kuncen yang lebih penting dan lebih berguna…., seperti misalnya Kuncen Toilet / MCK di lokasi2 wisata sekitar kawasan G. Merapi yang kerap tidak terawat, jorok, dan menyedihkan.( …ada yang berminat…?).

Sedangkan untuk pengawasan G. Merapi …serahkan saja kepada ahli nya, kita memiliki tenaga2 ahli ke Gunung Apian yang disegani dunia…biarlah mereka yang bertugas, karena memang disitulah ilmu dan kemampuan mereka akan lebih berguna bagi masyarakat dengan menggunakan cara dan metode yang ILMIAH dan RASIONAL.

23 komentar:

  1. yang jelas itu perangkat keraton mas, bukan administratif pemerintah.. gajine ae cuma 15 ribu perbulan,...

    Kalo pengin irit ya mending kuncen,.. bayangkan kalo ake PVMBG itu yang alatnya canggih aja nggak bisa menentukan sampai kapan mengungsinya je... bukan orangnya tapi lebih kepada kecanggihan alat sakjane to...

    lulusan SMP ae kalo punya alat pendeteksi yang canggih yo bisa lah.. dan tentu irit..

    wakakakkaka...

    BalasHapus
  2. Setuju banget. Sebaiknya memang yang menjaga merapi adalah orang2 yang memang menguasai ilmu vulkanologi bukan yang ramal2an gitu deh,

    BalasHapus
  3. Seperti yg sdh dikemukakan dari awal, jabatan kuncen itu bagian dari tradisi, jadi mmg wewenang sultan selaku pemangku tradisi kraton saat ini utk meneruskan / menghentikan tradisi itu. Hanya yg perlu digaris bawahi adalah bgmna meminimalkan ekses negatif a.l pengkultusan individu spt yg sdh terjadi itu...

    BalasHapus
  4. yen tak pikir2 (basuki mode on). bagaimana kalo kuncen ato lurahnya merapi biar dirankep pas asyangar saya ? mungkin dia lebih peka mengenai polahtingkah gunung merapi mengingat pak asy kan sudah berpengalaman menangani yang suka meledak2...
    ampun mas srex...saya cuma guyonan

    BalasHapus
  5. Kalo aq pribadi sependapat dengan di hapus nya jabatan kuncen.Lagian ngapain sih gunung kok ada juru kunci nya.Kalo mau jd juru kunci ya mendingan jagain kunci pintu toilet umum.

    BalasHapus
  6. berharap yang keluar dari perut gunung itu emas!

    BalasHapus
  7. Y gpp jg seh, kali aja nanti kuncenny jd model extra joss jg, hehe

    BalasHapus
  8. Pak Srex, menurut saya, kalau sultan cukup bijak, sudahlah jabatan kuncen itu dihilangkan saja. Sebab posisi itu lebih rentan mengkultuskan seseorang, dan ujung-ujungnya hampir sama dengan menganggap ilmu kuncen lebih sakti daripada ilmu geologi. Padahal sebenarnya ilmu geologi itu kan berasal dari Tuhan juga.

    BalasHapus
  9. Omong2... seingat aku, gunung berapi yang punya kuncen segala itu memang cuma Merapi ya? Gunung berapi lain tidak ada kuncennya kan, ya?

    Jadi mungkin memang kuncen ini 'nggak ada hubungannya' dengan jabatan lurah, camat, bupati dsb, aku duga?

    Dan oh... Selo juga kena dampak letusan Merapi kali ini ya? ( Selo itu, tempat indah yang sering aku impikan... Cantik sekali tempat itu... )

    d.~

    BalasHapus
  10. tapi berhubung sy bkn org sana dan tidak tahu-menahu mengenai tradisi dsna jadi sy pikir


    mmm.... i guess we didn't need such thing....

    BalasHapus
  11. salam sahabat..
    sedang mencari pengganti juru kunci ya?

    BalasHapus
  12. Setuju sekali dengan isi postingan ini, tidak menghakimi seseorang namun memberi penjelasan yang mudah mudahan dapat dimengerti oleh banyak orang.
    Great post :)

    BalasHapus
  13. Stuju mas, sgala ssuatux msti dsrhkn pd ahlix. palagi yg mngkut org bnyak...

    BalasHapus
  14. Kayaknya ga ngaruh deh Pak.. ada kuncen ga ada kuncen klo pas Merapi meletus ya meletus aja... Klo Malaikat mo mencabut nyawa, ya tinggal cabut aja... *hah?! kok ngomongin kematian ya*

    BalasHapus
  15. saya juga pernah bertanya pada kawan, perlukah mbah marijan junior??? dia jawab PERLU jika pertimbangannyya untuk melestarikan kebudayaan.

    entahlah,,,kaca mata mana yang paling bijak untuk menjawabnya????

    BalasHapus
  16. lama ga kunjung nih mas, maaf masih banyak debu vulkanik jalannya mau kesini :D

    BalasHapus
  17. kuncen atau juru kunci.. kedengerannya ga logis untuk telinga orang2 modern, tapi coba pikirkan contoh lainnya. petani, pelatih hewan, nelayan, mereka semua memiliki bakat yang sama yaitu dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya (walaupun dalam ruang lingkup yang lebih kecil dibandingkan dengan seorang juru kunci gunung merapi).
    mungkin saja jika tidak ada juru kuncinya, erupsi merapi tidak berlangsung bertahap seperti yang sekarang terjadi..

    BalasHapus
  18. da perlunya juga kayaknya mas.........
    pasti ada gunanya sang juru kunci
    salam hangat dari blue
    menarik

    BalasHapus
  19. perlu gak ya? ;)
    bingung jwbnya, om...
    abis merapi kan msh ada hbgn sama keraton jogja dan pantai selatan...
    katanya siyh...hihihi
    jdnya hal2 mistis msh brpengaruh...hehehe

    BalasHapus
  20. aq malah baru ngeh kalo merapi itu ada juru kuncennya

    pripun kabare mas ? miss u ^_°

    BalasHapus
  21. aneh juga ya kalo kuncen itu orang biasa banget..
    pantasnya orang yg ahli dalam bidang vulkanologi beserta peralatannya..

    BalasHapus
  22. kuncen sudah membudaya disana..

    BalasHapus
  23. @All : Terimakasih atas semua komen kalian....aku minta maaf kalau selama 10 hari baru kali ini muncul, penyebabnya tidak lain kaena aku baru sembuh dari sakit dan masih di tambah dengan rumahku yg di kopeng terkena imbas letusan merapi, untunglah situasi sudah membaik...mudah2an segalanya juga lekas pulih seperti semula. Aku sudah kangen dengan kalian semua....hehe...tx u

    BalasHapus