Senin, Desember 15, 2008

MATA HARI (Margaretha Geertruida Zelle)


Artikel saya kali ini tentang seorang wanita yang sekitar 1 abad yang lalu pernah hidup dan tinggal di Indonesia, tepatnya di Ambarawa (Banyubiru), sekitar Salatiga. Daerah di mana sekarang saya berdomisili.
Buat masyarakat disini nama Mata Hari merupakan nama yang asing, kecuali buat sebagian orang yang memang mengerti sejarah masa silam maupoun orang yang concern dengan sejarah Mata Hari.

Mata Hari bagiku merupakan salah seorang wanita yang menorehkan catatan sejarah yang menghasilkan cerita2 yang luar biasa indah dan berakhir tragis. Mata Hari merupakan wanita yang meninggalkan dunia dengan seabreg pertanyaan, dia merupakan wanita yang dicintai oleh banyak orang, dirindukan dan menimbulkan pertanyaan melebihi jawaban yang ada.

Ya…! Dia adalah wanita yang hanya akan muncul dalam abad-abad tertentu. Mungkin bisa disamakan dengan sejarah (legenda) tentang ; Dellilah, Cleopatra, Joan d’arch, Marie Antoinette, bahkan yang terakhir Lady Di. Kematian mereka diratapi banyak umat manusia, mereka dianggap sebagai wanita-wanita yang memiliki daya tarik luar biasa, kesensualitas, kecerdasan, keberanian, kecintaan...yang berujung dengan kematian yang tragis.
Mata Hari adalah nama panggung dari ”Margaretha Geertruida Zelle (Grietje ) Lahir di Leuwarden, Belanda 7 Agustus 1876 (Leo), meninggal di hukum tembak mati di Perancis pada 15 Oktober 1917, dengan tuduhan mata-mata.



Pada usia 18 tahun dia menikah dengan seorang tentara angkatan laut Belanda yang berusia 20 tahun lebih tua (Rudolph MacLeod )1 Mei 1897 keluarga baru ini bertolak ke pulau Jawa. Mereka ditempatkan di Ambawara, Jawa Tengah, di mana pada 2 Mei 1898 Grietje melahirkan Jeanne Louise yang lebih dikenal dengan nama Non, panggilan orang-orang lokal terhadapnya.
Setahun kemudian mereka dipindah ke Medan. Sebagai komandan garnisun, Rudolph mendapat rumah yang luas. Gaya hidup Grietje mulai disesuaikan dengan posisi suaminya, pakaian-pakaian mode terakhir yang dikirim dari Amsterdam; fasih berbahasa Jerman, Prancis, Inggris, Melayu; bermain piano; berdansa dan menari…
27 Juni 1899 datang kemalangan. Ketika tiba di rumah, Grietje mendapati kedua anaknya menjerit-jerit kesakitan. Tubuh mereka melintir-lintir di tempat tidur. Rudolph berlari memanggil dokter. Norman kecil yang baru berusia 2 tahun sudah meninggal dunia ketika dokter tiba. Non berhasil diselamatkan. Kedua anak itu diracun, entah oleh siapa. Diperkirakan oleh orang lokal yang sakit hati terhadap Rudolph.
Mereka tenggelam dalam kesedihan, penyesalan, dan saling menyalahkan. Rudolph ditarik kembali ke Jawa.
Kehidupan perkawinan mereka goyah. Rudolph bermabuk-mabukan, Grietje mengusir kesedihan dengan membaca kisah-kisah Hindu. Pada 1902 Rudolph memutuskan untuk kembali ke Belanda. Di Amsterdam mereka bercerai, Non diasuh oleh ayahnya.
Grietje kini sendiri. Tanpa uang, tanpa pekerjaan. Oktober 1903, ia mencoba peruntungan dengan pergi ke Paris, kota paling gemerlap bagai lilin menarik perhatian laron-laron. Pekerjaan yang dicobanya adalah menjadi model. Namun takada yang tertarik untuk melukis wajahnya, mereka menginginkan model lukisan telanjang.
Kehabisan uang, ia pun kembali ke Amsterdam. Bukan putus asa. Medannya sudah ia amati, dan agaknya ia melihat ada peluang di sana. Segera ia kembali ke Paris. Ia menjadi model pelukis Octave Guillonnet, setengah telanjang. Grietje tak pernah mau memperlihatkan buah dadanya, Octave mendesain kostum khusus untuknya. Grietje pun melansir kisah bahwa ia adalah korban dari suami yang pencemburu, putingnya digigit suami agar tidak menarik lagi bagi orang lain.
Ia juga memulai karir sebagai penari. Debutnya sebagai Lady MacLeod, the oriental dancer, diawali di salon Madame Kireevsky yang ternyata kemudian membawanya pada kemasyhuran dan kematian yang legendaris.
Mata Hari segera menjadi buah bibir. Berbagai pose fotonya dalam kostum tari beredar luas hingga diproduksi menjadi kartu pos. Ia kebanjiran pesanan untuk menari dari salon ke salon. Adalah trend bagi para aristokrat waktu itu untuk menyediakan salon sebagai tempat menjamu kalangan elite, memamerkan koleksi senirupa, minum-minum, membaca bersama, atau menyaksikan performansi eksklusif.
Mata Hari sangat populer di antara para Duta Besar dan kalangan aristokrat Eropa. Ia pun tampil di pentas besar Olympia Theatre Paris, disusul dengan pertunjukan di berbagai kota di Spanyol, Monako, Austria, Italia, Mesir. Eksotisme Asia yang ditonjolkannya menjadi daya tarik tersendiri. Sedangkan tariannya yang erotis, selendang transparan yang sesekali menyingkap di antara gerak tarinya, membuat penasaran banyak lelaki.


Mata Hari —di luar pentas ia adalah Lady McLeod, seorang janda— dengan mudah memilih lelaki yang diingininya. Dikabarkan banyak tokoh penting pernah menjadi kekasihnya, di antaranya Jules Cambron - Menteri Luarnegeri Prancis; Adolphe-Pierre Messimy - Menteri Perang Prancis, Putra Mahkota Jerman; Van der Linden - Perdana Menteri Belanda; Duke of Brunswick; Von Jagow - Menteri Luarnegeri Jerman, Baron Henri de Rothschild; komposer Giacomo Puccini; komposer Jules Massenet.
Gaya hidup Mata Hari berkelebihan mewah. Ia pun dianggap orang sebagai seorang courtesan, pacar atau gundik dari seorang bangsawan, atau sebagai femme fatale, wanita yang memiliki daya pikat mematikan sebagaimana Delilah atau Cleopatra. Gambaran itu begitu kuat, sampai ada yang menyatakan “hingga tahun-tahun pertama Perang Dunia I, Mata Hari menari di antara hati dan dompet para pejabat militer dan negarawan yang peta politis dan geografisnya beragam.”
Imitator Mata Hari pun bermunculan. Moulin Rouge di daerah lampu merah Paris sejak 1907 mulai menampilkan striptease. (Moulin Rouge dikenal dengan tingkah para wanita bergaya vulgar, cikal bakal gaya tari can-can.)


Pada 1908 boleh dibilang setiap elite Eropa sudah pernah menyaksikan performansi Mata Hari. Pertengahan 1910 ia berhenti menari, tinggal di sebuah kastil besar di Chateau de la Doree atas biaya Russeau, seorang bankir. Ia kembali ke pentas pada 1912 ada dua performansi ballet di La Scala, Milano, Italia. Kemudian tinggal di sebuah villa di pinggiran Paris, di tamannya menyelenggarakan performansi bersama Inayat Khan, seorang sufi yang berdakwah keliling dunia melalui musiknya.
Mata Hari berada di Berlin sejak awal 1914, bersama Alfred Kiepert, petinggi militer Jerman, bulan Mei dikabarkan berhubungan dengan Von Jagow, Menteri Luar negeri Jerman.
Sebulan kemudian seluruh Eropa terguncang: Putra Mahkota Austria dan isterinya pada 28 Juni ditembak mati di Sarajewo (Bosnia). Ketika Austria menuduhnya sebagai pelaku dan memberi ultimatum, Serbia meminta bantuan Rusia. Jerman pun menyokong Austria. 4 Agustus Jerman menduduki Belgia yang berada dalam perlindungan Inggris, pecahlah Perang Dunia I. Jerman-Austria di satu sisi, Inggris dibantu Rusia dan Prancis di sisi lain.


Mata Hari pindah ke Amsterdam, menyewa rumah dibiayai Baron van de Cappellen, seorang kolonel kavaleri Belanda. Dalam beberapa kesempatan ia berhasil mondar mandir antara Belanda dan Perancis untuk mengambil barang-barangnya. Saat itu ia bertemu dan jatuh cinta pada seorang tentara Rusia, Vladimir Masloff.
Vladimir terluka di medan perang dan dirawat di rumahsakit. Saat mengurus surat izin agar bisa mengunjungi Vladimir, Mata Hari berurusan dengan Kapten George Ladoux. Kepala biro urusan spionase itu membujuknya agar bersedia memata-matai Jerman dengan imbalan uang. Beberapa hari kemudian tawaran itu diterima Mata Hari.
Nopember 1916 Mata Hari ditugasi mendekati Jenderal Moritz Ferdinand von Bissing yang berada di Belgia. Situasi perang membuat perjalanan ke Belgia yang berbatasan dengan Prancis harus memutar melalui Inggris. Saat itu Inggris sedang mengincar seorang mata-mata Jerman yang hanya diketahui bernama Clara Benedict. Setiap wanita asing diawasi ketat, saat Mata Hari menaiki kapal yang akan berangkat ke Belgia, intelijen Inggris menangkapnya. Usai interogasi, Mata Hari ditugaskan ke Spanyol.
Setiba di Madrid pada Desember 1916, Mata Hari pun mendekati Mayor Arnold von Kalle, Atase Militer Jerman. Ia mendulang informasi dan meneruskannya ke intelijen Prancis, kepada Kalle diberinya informasi tentang Prancis. Mata Hari kembali ke Paris awal Januari 1917.


Sementara itu, intelijen Prancis menangkap pesan rahasia yang dikirim Kalle ke Berlin tentang informasi dari agen berkode H21. Isi informasi itu tidak membahayakan Prancis, namun tercantumnya kode H21 membawa pada kesimpulan bahwa Mata Hari adalah agen Jerman.

13 Pebruari 1917, Mata Hari ditangkap. Setelah menjalani interogasi dan mendekam selama enam bulan, ia disidangkan pada 24 Juli dan divonis bersalah. Hukuman mati dilaksanakan pada 15 Oktober 1917.
Berita eksekusi Mata Hari tersebar ke seluruh dunia. Situasi perang dan kasus mata-mata ganda menyebabkan semua detil tentang Mata Hari tertutup rapat. Juga mereka yang pernah mengenalnya belum tentu berani atau mau menceritakan kejadian sebenarnya.
Kisah Mata Hari yang dimulai oleh Mata Hari sendiri dengan berbagai fantasi yang berkaitan dengan asal-usulnya, terus berlanjut hingga kini. Kisah hidupnya penuh fantasi dan asumsi. Mata Hari menjadi sinonim dari mata-mata wanita. Ia menjadi mitos.


Matahari pagi itu muncul jam 06.11.
Semua yang hadir mengenakan mantel tebal,
menahan dinginnya pagi Oktober 1917.
“Ce n’est pas nécessaire“ tolaknya dengan nada dan gaya seorang Lady,
saat sang komandan regu menawarkan penutup mata.
Jam 06.15 duabelas tembakan mengelegar.
Mata Hari tak ada lagi.

(sumber: www.Mata-Hari,com, Wiki.Mata Hari.com, Bataviase Nouvelles. Mata Hari)

8 komentar:

  1. Raditya juga artinya matahari. Kan Pradipta Raditya artinya cahaya matahari. (maaf ya, komennya asal.. hihihihi...)

    BalasHapus
  2. lama sekali kita merindukan figur perempuan yang dapat dijadikan lebih dari sekedar panutan,
    perempuan yang selayaknya perempuan,
    perempuan yang menjadi sosok yang dapat memberikan pencerahan,perempuan yang sejatinya memberikan ketentraman dalam kedamaian.
    yang akan selalu berada disetiap pikiran tiap-tiap insan. lebih dari sekedar kemolekan raga...tapi kecantikan jiwa.

    BalasHapus
  3. Yup...! Setuju ma Artika sari!

    BalasHapus
  4. @ Mb.Anita : Semoga Adit besok menjadi anak yang dapat memberikan terang yang membanggakan keluarganya.
    ===============================================
    @ Tika & @ Shanty : Figur perempuan yang kalian maksud sebenarnya bisa didapatkan dari diri kalian sendiri kok....btw thanks 4 comment.

    BalasHapus
  5. aku jadi tambah tau nih mengenai so2k Mata Hari yang tempo hari namanya pernah aku kenal dari sebuah buku cerita...thx ya om...

    BalasHapus
  6. Great story!

    BalasHapus
  7. satu hal yang bisa saya jadikan kesimpulan
    karena cinta orang rela melakukan apapun

    *eh maaf

    BalasHapus
  8. satu yang bisa saya jadikan sebagai pelajaran
    demi cinta orang kan melakukan hal2 yang luar biasa


    *eh

    BalasHapus