Sabtu, Desember 20, 2008

Kura Kura – Tiram & Tembok (#4)



Tiram : heiii Kura!....kamu kok keliatan aneh....
Kura : Emang kenapa?
Tiram : Akhir2 ini sering ku lihat kamu berjalan mondar-mandir disamping tembok itu....ada apa si....? cari ilham? Atau ada yang hilang...?
Kura : Ah nggak kok...aku Cuma lagi berpikir aja.....
Tiram : Mikirin apa? Kalo bisa aku bantu mikirin....kan aku Tiram yang cerdas..hehehe.....
Kura : Aku pengin tau ada apa dibalik tembok yang tinggi ini....aku ingin melihat sisi sebelahnya, tapi aku belum menemukan caranya....
Tiram : Oohhh....kenapa tidak kamu panjat aja itu tembok?
Kura : Terlalu tinggi...
Tiram : Bagaimana kalau kita bongkar saja...?
Kura : Terlalu keras.....terlalu kokoh.....
Tiram : Kita gali saja tanah dibawahnya...dan kita bisa menerobosnya....?
Kura : Cakarku tidak kuat, apalagi dasar tembok ini terbuat dari batu karang ....
Tiram : Kalau begitu kita hancurkan saja...!, kita ledakkan ....kita cari senjata roket, dinamit , kita rudal....atau kalo perlu kita bom nuklir sekalian...!!! (kesal!)
Kura : Hahaha....Tiram kamu bisa aja......kalo itu kita lakukan, bisa-bisa kita ikut hancur bersama tembok ini....lagian mau cari dimana senjata kayak gitu....
Tiram : Berarti tembok ini memang tidak bisa kita tembus..?
Kura : Mungkin bisa...Cuma kita belum tahu caranya...untuk itulah aku berpikir terus....

Tiram : Kura....
Kura : Ya....
Tiram : Tembok ini mengingatkan aku....ada tembok lain ... yang juga sangat kokoh.....
Kura : Oh ya....tembok apa itu...Tembok China? Tembok Berlin atau tembok Ratapan...?
Tiram : Bukan itu...tembok itu tidak terlihat...
Kura : Tembok apa itu...? dimana letaknya Tiram....?
Tiram : Tembok hati.....
Kura : Maksud mu?
Tiram : Yahh....tembok itu tidak terlihat, tetapi sangat nyata...membentengi hati kita masing-masing....membentengi semua orang yang memilikinya.....
Kura : Teruskan....
Tiram : Tembok itu diperkuat dengan adonan pengeras yang terbuat dari; moral, nurani, harga diri, adat istiadat, sumpah setia, ketidak jujuran dan keangkuhan....
Kura : Kalau begitu tembok itu lebih sulit di tembus dibanding tembok yang nyata ini ...iya kan....?....imposible....?
Tiram : Tapi aku yakin masih ada alat untuk menembusnya.....aku sangat yakin Kura....
Kura : apa itu...katakan Tiram....
Tiram : ....Cinta...& ...Doa.....yang tulus.
Kura : Oohhh....I see....

(Tx4*A.pie)

8 komentar:

  1. pinter euy si tiram teh... btw, kenapa yg berdialog selalu tiram dan kura2, ada memori kah tentang mereka?

    BalasHapus
  2. Suro Diro Joyo Ningrat Lebur Dening Pangastuti

    Segala bentuk kekerasan, kesombongan dan sifat arogan,
    setinggi apapun, sekuat apapun…
    masih ada yang bisa mengalahkan,
    yakni kasih sayang dan sopan santun.

    Keras dalam memegang aqidah tidak harus keras dalam konotasi kontak fisik. Masih banyak pilihan melakukan ketegasan dengan cara yang bermartabat.

    BalasHapus
  3. hiks..jadi terharu...
    aq keras hati...kadang yakin tak ada yang bisa menembus "tembok"ku...
    ternyata cinta dan doa bisa ya..
    thanks...

    BalasHapus
  4. yah..hancurkan saja tembok itu..
    tak perlu ada penghalang antara kita dan diri kita,.sudah terlalu lelah kita membuat topeng penghalang antara kita dan orang lain.

    btw..
    sudah dari dulu saya mengagumi descartes, cartesius, pythagoras, pascal, dan semua orang hebat itu..mereka pemikir sejati.
    penggalan "cogito ergo sum" yg jadi judul blog saya itupun keluar dari mulut descartes
    artinya:
    aku berpikr maka aku ada

    BalasHapus
  5. cinta yang tulus, doa yang tulus dan satu lagi nasehat yang tulus bisa menembus hati yang keras. eniwei..kura2nya kok gagah lha trus tiramnya mana ya?

    BalasHapus
  6. kalo di sini jarang ada tembok pembatas, seringnya orang nanam pohon cemara atau tanaman2 pembatas *nyambung ndak ya ? ^_^

    BalasHapus
  7. Happy Mother's Day untuk Nyonya...!

    BalasHapus
  8. @mb. Anita : ya gimana lagi ya...kisah ini memang merupakan dialog batin tanpa suara, tanpa kata, tanpa kontak fisik antara 'kura2 & Tiram'....imajinasi?, fantasi?... mungkin....
    Yang jelas aku merasa ada kontak batin tuh....

    ===============================================
    Mb. Shanty : Filsafat jawanya mengena sekali...aku jadi ingat di buku "Etika Jawa" karangan Frans Magnis Suseno...disitu juga ditulis manusia semestinya "kawruh sangkan paraning dumadi..."
    Kita sebagai manusia sebaiknya mengerti asal usul keberadaan manusia (kita) itu sendiri, sehingga kita selalu ingat pada yang maha mengasihi, selalu berdoa dan senantiasa membawa kasih, bukan permusuhan....thanks berats....
    O ya, salam buat nyonya udh kusampaikan, salam balik buat ibu Shanty.
    ===============================================

    @ Mb.Elly : yah sekeras-kerasnya hati kita...pasti akan luluh juga dengan cinta dan doa yang tulus....semoga mbak selalu dipenuhi dengan cinta dan sayang kepada keluarga dan semua orang...God bless U.
    ===============================================

    @mb.Uni: Hehehe....benar-benar berjiwa "pemberontak"...militan.....aku suka dengan sifat wanita seperti kamu...berani mengambil resiko untuk memutuskan sesuatu, gak ragu2....
    ===============================================

    @ Mas Nirmana: nasehat yg tulus....betul....itu juga perlu, bukan sekedar nasehat yang sekedar basa-nasi.
    O ya soal Tiram itu....dia orangnya low profile ...bahkan aku juga baru punya fotonya 2 biji...kecil2....aku suka
    ===============================================

    @JD ely : tx koment nya ya...
    Kalo ditempatku sini malah dikelilingi hutan pinus dan cemara....kalo pagi tercium harumnya aroma pinus, aroma hutan...aroma terapi.

    BalasHapus