Senin, Januari 11, 2010

Manusia biasa...... (silaturahmi di Minggu pagi)

Menjadi “bukan siapa-siapa” merupakan suatu kegemaranku. Lepas dari semua predikat, atau emblem yang selama ini melekat, yang justru sering menjadi beban psikis disaat aku membutuhkan suasana yang santai dan nyaman untuk sejenak melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan yang membekukan otak.

Hari Minggu pagi kemarin, ritual yang sudah kujalani selama bertahun-tahun ini kembali kulakukan. Pukul 4 pagi saat langit masih gelap gulita, alarm ponselku berbunyi membangunkan lelap tidurku dengan ”nyanyian” merdu sang dewi kuntilanak....hi-hihi-hihi....*Ohh...syeraaammm.....

Berjingkat menuju kamar mandi untuk mengosongkan tandon sisa kopi tadi malam, cuci muka dan gosok gigi. Setelah rasa kantuk berangsur menghilang, aku turun menuju lantai dasar, menuju ruang pakaian. Jaket Tentara panjang sampai mata kaki, celana jeans belel, sepatu boot kulit hitam, sarung tangan tebal, syal tebal kukenakan dalam waktu 5 menit. Kemudian menuju dapur, kuambil keranjang belanja plastik besar dan berjalan menuju garasi. Kubuka selubung kain parasut dan sambil tersenyum puas kupandangi Tiger-Revo warna hitam kesayanganku, tampak bersih, mengkilat....Hhmm....sudah seminggu dia tidur nyenyak, sekarang saatnya dia kuajak berolah-raga sekalian belanja ke pasar pagi di Salatiga. Ku kenakan helm ’full face’ dengan corak Rossi, sambil perlahan ku dorong motorku menuju halaman. Kutekan tombol start....dan....Brrruuummm......suara indah, merdu dan mantap seperti nyanyian si Pavarotti mengalun dari knalpot Yoshimura. Kutunggu beberapa saat sampai putaran mesin langsam.

Kurasakan udara begitu ”sejuk”, berarti sekitar 12 derajat C, biasanya malah kurang dari 10 derajat C..hehehe....sekarang sudah lima belas menit lewat dari pukul 4 pagi. Kutarik penuh tuas kopling, kunaikkan RPM mesin sampai 4 ribu, masuk persneling satu dan....Goooo.!!!...Tancap Gas....Sebelum belokan pertama kecepatan 100km/jam sudah kucapai...lumayan....
2 km berikutnya setelah melewati kompleks wisata Kopeng, kondisi jalan berubah menjadi lurus dan lebar, sambil menunduk sedikit dan lampu menyorot jauh, kubetot penuh grip gas....135km/jam kucapai dalam waktu singkat. Saat itulah kurasakan suatu kenikmatan yang tak terperikan, hormon adenalin mencapai kadar puncaknya dalam darah, semua saraf dan indera bekerja maksimal, denyut jantung meningkat tajam dan konsentrasi serta kewaspadaan berada pada ’stage’ tertinggi. Keadaan ekstasi tercapailah....... Saat itu aku menjadi diriku sendiri, lepas dari semua pikiran2 yang menggerogoti sel2 saraf kelabu di otakku, aku menjadi diriku sendiri, menjadi milikku sendiri, benar-benar tidak ada pikiran lain yang berani mencoba mengusik kenikmatan berkendara seperti ini. Memasuki tikungan, turunan dan tanjakan, aku hanya tinggal sedikit mengurangi kecepatan, masuk persneling lebih rendah dan kemudian tancap gassss..... 10 menit kemudian aku sudah memasuki kota Salatiga, hmm...10 menit untuk jarak 16 km menurutku cukup bagus, dalam kondisi mengendara biasa paling tidak butuh waktu 20 menitan.

Kubelokkan motor menuju parkir pasar, dan seperti biasanya si tukang parkir menyambut dengan lambaian tangan dan sempritan pendek sambil menunjuk ruang parkir ”khusus” untukku...hehehe....
Pagi ndan...tumben pake jaket panjang, lha jaket kulitnya mana ndan...?”. Sambil menyeringai kujawab ” lagi dicuci mas, belum kering, gimana ikannya...? yang rame apa...?”. Jawab si tukang parkir ” lumayan ndan, banyak ikan kembung, tongkol sama kerang, kepiting juga ada, tadi ada yang ngirim dari Jepara

Obrolan ringan sebagai salam pembuka saat aku bertemu dengan si tukang parkir pasar pagi. Entah mengapa diantara aku dan si tukang parkir itu sepertinya ada ikatan bathin, seandainya aku tidak nongol di hari Minggu pagi, Minggu berikutnya pasti dia akan menanyakan kemana saja aku, atau ada apa kok sampai nggak ke pasar, aku tidak tahu kenapa bisa begitu. Kami sendiri tidak pernah ngobrol berlama-lama, dia sendiri hanya mengira bahwa aku adalah seorang tentara yang suka gentayangan pagi-buta belanja ke pasar....hehehe....

Sejenak kemudian aku sudah berada di depan ’lapak’ penjual ikan laut langgananku, sambil tersenyum si ibu penjual menyapaku, ” mari mas...ini ikannya masih segar2, komplit, semuanya ada, tak pilihin sekalian ya mas...”. Aku ketawa kecil, karena memang sudah langganan jadi aku tidak usah menawar lagi, tinggal tunjuk aja dan aku yakin pasti harganya lebih murah sekitar 1-2 ribu perkilo dari harga yang dia berikan ke orang lain. Aku minta ikan Tongkol dan Kembung masing2 tiga kilo, cumi besar 2 kilo, bawal putih 2 kilo dan kerang laut yang masih bercangkang 2 kilo, cukuplah itu untuk seminggu, hari ini biar kita makan kerang rebus saja pakai saus sambal dan tomat, yang lainnya biar masuk kulkas dulu. Selesai kubayar harga ikan, aku beralih ke lapak yang lain, membeli bumbu, sayur, tahu, tempe, cabe, dan terakhir jajanan pasar buat anak2ku yaitu: lopis, ketan-kincau, gethuk dan tiwul. Selalu jajanan itu yang mereka cari saat mereka bangun di pagi hari Minggu...hehehe....

Sambil mengikat keranjang belanjaan di jok belakang, si tukang parkir berkata ” ndan kapan2 kalau enggak sempat ke pasar, sms saya ya, ini nomernya, mau beli apa saja nanti biar saya anter ke rumahnya, di Kopeng kan ndan....?”. Aku ketawa dan menyahut ” iya mas...makasih, tak simpan nomermu yaa....”. si tukang parkir tampak lega dan sambil sekilas menyilangkan tangan di jidat nya dia berkata ” beres ndan...pokoknya sms saja kalau nggak sempat ke pasar yaa...”.


Sambil mengendarai motorku perlahan-lahan, aku menghirup udara segar memenuhi paru-paruku, semburat cahaya matahari mulai tampak di ufuk timur, di balik gedung2 pertokoan yang masih tutup. Aku merasa nyaman ...nyaman sekali...ada rasa damai di hati. Perjumpaanku dengan si tukang parkir, dengan ibu penjual ikan laut, entah mengapa memberikan rasa yang indah ini. Mereka bukan siapa-siapaku dan aku juga bukan siapa-siapa bagi mereka, Sekedar perjumpaan beberapa menit di hari Minggu, itupun kalau aku sempat ke pasar, hanya pertemuan singkat antara seorang pembeli dengan tukang parkir dan pedagang ikan. Tetapi pertemuan yang singkat itu seakan merupakan suatu reuni atau bisa juga dikatakan sebagai suatu silaturahmi dengan seseorang .......yang jauh dimata tetapi dekat dihati.
Bukan siapa-siapa...kami manusia biasa.....memang.

9 komentar:

  1. mmm..rupanya ada bakat jadi pembalap ni..hee..hee...

    kalai ini tukang parkir malah nawar jasa, jirain tadi nanya gimana udah kenal ama aurakasih...xixixi...xixi..

    BalasHapus
  2. sms aku kalo masakannya udah matang... :P -- aku juga manusia biasa, swear deh, aku ngga boong... ha ha ha ;-) d.~

    BalasHapus
  3. he..he.. naik pangkat jadi komandan..

    BalasHapus
  4. @Rizal: pembalap jalanan mas...hehe,pengin sih boncengin aurakasih...

    @ma Dee: sama mbak...ntar kalo di-sms mau datang kan...hehe..

    @Ali: komandan parkir merangkap satpol pp mas...xixixi..

    BalasHapus
  5. Hoaah lapeerr...itu doyaaann semua aku, ndan...

    Salam buat dewi kuntilanaknya yaaa...salam mesra...qeqe

    BalasHapus
  6. selamat malam jelang pagi bang....aku sehat, abang gimana kabarnya malam ini...semoga sehat beserta keluarga yah

    BalasHapus
  7. kopeng-salatiga 10 menit???? wuuuiihhh, kpn2 nitip nasi jagung ya mas... hehehe

    BalasHapus
  8. Mas Srex,
    Kenapa beli ikannya banyak sekali ya? Saya agak takjub, mungkin karena kami di rumah tdk begitu banyak orang jd kalau belanja ikan biasanya 1kg-2kg saja.

    Saya ingin juga sesekali seperti itu, bersilaturahmi dengan para pedagang. Rasanya memang beda ya, ada rasa hangat yg menyelusup masuk ke dada. Mungkin suatu saat, saya akan sempatkan juga. :)

    BalasHapus
  9. @sweetDuck: dasar...lg pertumbuhan..bawaannya makan mlulu..hehe,salamnya dah nyampe, ntar malem mau ke tempatmu...xixixi

    @JR: makasih mas...sehat n sukses buatmu...

    @Iniaku: he-eh 10 menit sampe p.sapi...kuenceng yaa...nasi jagungnya kapan2 tak postingkan...tx sist...

    @mb.Zee: memang begitu mbak, kadang lebih...mumpung ikan lg banyak n segar2, aku beli banyak, lagian rumah kami jauh dari pasar ikan segar. Terus sebagian aku masak pindang, sebagian masuk freezer...kalau stock menipis, minggu pagi aku silaturahmi lg ...hehe..kepasar...trus kalo ada ide, dibikin postingan.
    Kadang2 hal2 yg sederhana, asal jeli, kita bisa mengambil pesan moral didalamnya mbak...tx yaa..

    BalasHapus