Selasa, November 10, 2009

Kenikmatan dalam “Senandung Cinta dari Rumah Kayu”


Ada perasaan aneh saat mulai pertama kali membuka lembaran2 awal buku “Senandung Cinta dari Rumah Kayu”.Cetakan Gramedia. Ada kesan familier, ada kesan kebersahajaan, mulai dari halaman Kata Pengantar, Ucapan Terima Kasih, dan Sapa Para Sahabat. DeJavu kah….mungkin saja, tapi nuansa rasa kebersamaan sebagai sesama blogger-lah yang mungkin menyebabkan timbulnya perasaan “aneh” tersebut. Terbersit rasa bangga juga haru, ternyata kumpulan tulisan2 di suatu Blog dapat juga diterbitkan dalam bentuk suatu buku kumpulan cerita pendek yang saling mengkait antar topik ceritanya. Ini tidaklah mudah di tiru oleh kebanyakan blogger, saya yakin sekali, karena syarat untuk bisa diterbitkan dalam suatu buku dan memiliki nilai jual antara lain adalah harus tulisan yang bermutu tinggi , menarik minat baca, dan yang penting lagi adalah konsistensi dalam topik tulisan yang di publikasikan diblog. Inilah yang tidak mudah, mengingat dalam tempo satu tahun bisa bertahan dalam “warna tulisan yang sama” adalah sangat sulit, hanya penulis2 yang cerdas dan memiliki kemampuan tinggi dalam berimajinasi lah yang akan selalu mampu menelurkan gagasan dan ide2 segar. Bahkan dalam tema yang sederhana sekalipun dapat dituangkan menjadi suatu tulisan yang menarik. Seperti kisah yang berjudul ”Selingkuh a-la Ayam Goreng” di BAB I, ”Hujan Cinta Tercurah” di BAB II, ”Love Fragrance, Kiat Menyuburkan Tanaman dan....Cinta” di Bab IV.
Kenapa pada BAB III dan V tidak kusebut...? Karena menurutku pada BAB III dan V inilah yang merupakan kumpulan cerita yang agak ”berat”, mungkin boleh dikata merupakan inti tersembunyi dari ”rahasia Rumah Kayu”. Persoalan apakah semua tulisan di blog Rumah Kayu 100% merupakan fiksi belaka, buatku tidak penting lagi, karena sudah merupakan suatu rumah kayu yang nyata, dan memang ada (walau hanya dalam kepala penulis dan pembacanya).
Pada Bab I (Pintu) memiliki 25 cerita yang menurutku pendekatannya lebih kearah ilmu Psikologi, terutama Psikologi perkembangan, diulas dalam beberapa topik mengenai anak, remaja bahkan dewasa, mungkin memang penulisnya termasuk expert dalam ilmu Psikologi, setidak-tidaknya menyukai ilmu Psikologi, entah basic maupun terapan. Perpaduan antara budaya barat dan timur tampak kental dalam tulisan2 di BAB I ini,.
Memasuki BAB II (Jendela), mulailah warna tulisan berubah, gambaran Rumah Kayu dengan para penghuninya serta keluarganya mulai bermunculan, terutama tokoh si kecil Pradipta yang dengan segala keluguan dan kecerdasan anak kecil sangat mewarnai kehangatan keluarga Rumah Kayu. Tokoh gadis kecil belia, balerina yang narsis justru menyadarkan aku, kemungkinan ini adalah gambaran Dee muda, karena melihat celotehannya dan caranya merayu sedemikian narsis dan menggemaskan, mengingatkan ”errornya” Dee yang disembunyikan dalam tokoh gadis muda tersebut.
Pada BAB III (Atap), mulailah pergulatan bathin tentang status si kecil Pradipta muncul kepermukaan, kekawatiran akan kasih yang terputus digambarkan dengan lugas dan wajar sekali, ini adalah Bab favoritku. Suatu pengharapan yang terkabulkan akan suatu keutuhan cinta.....hhmmmm...indah sekali, Kebalikan dari jeritan Kahlil Gibran yang begitu merana tak kala cintanya terhadap Shelma Karamy kandas (The broken Wings).
BAB IV (Dapur) , terdiri dari lima tulisan saja. Mas Kuti dan Dee begitu jeli dan cerdas memasukkan tulisan tersebut dalam satu Bab, tergambarkan suasana Rumah Kayu yang kembali lega, bebas dari kekawatiran yang muncul di BAB III, suasana mesra di keseharian Rumah Kayu tetap muncul kembali. Akupun merasa lega dan dapat menikmati pisang goreng dan coklat hangat untuk melanjutkan membaca terus kisah2 berikutnya. Menginjak BAB V (Kamar), jangan terkecoh dengan sub judul Bab, karena sama sekali tidak ada penggambaran adegan ranjang Kuti dan Dee...hehehe....itu sudah dituliskan dalam bab sebelumnya....justru di kemah sebelah rumah kayu.....hoho.....Terbayang begitu macho nya Kuti sedang menggergaji dan memaku kayu. Bab V ini menunjukkan bahwa Dee and Kuti juga menyukai buku atau ilmu tentang ”Obstetri dan Ginekologi”...memang tidak mendetail karena mereka bukan medis, tetapi memiliki dasar ilmiah yang baik, sehingga tidak ada salahnya aku mengatakan bahwa Bab ini juga dapat dijadikan sumber informasi yang berguna mengenai rahasia konsepsi (kehamilan)....hehehe.....boleh di tiru resep2 nya, bagus lagi kalau kutipan tentang ”Kama-Sutra” di cantumkan....xixixi.....

Secara umum tentang buku ini ada beberapa masukan dariku, antara lain ;
Gambar sampul Rumah Kayu menurutku lebih kearah “House” bukan “Home”, ada kesan kering dalam kehijauan, mungkin akan lebih baik lagi seandainya gambar dari isi rumah kayu...dimana tampak tempat tidur kayu, lantai kayu, jendela dan pintu dari kayu....mungkin ada pot bunga dekat jendela dan gambaran si kecil Pradipta.....yah...mirip2 gambar2 di buku “Little house on The Prairi”. Ukuran tulisannya sudah cukup, Cuma mungkin lebih baik lagi kalau tulisannya berwarna hitam saja, untuk ilustrasi gambar di dalamnya, sudah menjiwai cuma kurang kontras aja....padahal itu lukisan anak-anak....yang memberi nilai plus pada keindahan cerita2 didalamnya.

Akhirnya, izinkan saya memberi apresiasi yang tinggi, Excelent...! terhadap buku “Senandung Cinta dari Rumah Kayu” karya Dee dan Kuti. Saya akan memborong buku ini dan memberikan sebagai gift untuk orang-orang yang kusayangi.

20 komentar:

  1. walah saya tambah penasaran. resensi dari ndanbonsrex ini layak disandingkan dengan resensi dari mrpsycho blobank tukang pompa air yang berjiwa khairil anwar hahaha,...

    mungkin akan lengkap jika Quinie De La Monas juga ikut meresensi buku ini.

    yang masih saya tunggu dengan harap-harap cemas adalah resensi dari Cahbonsetrum

    dan melyn,.....where are you girl !!!! hahaha

    BalasHapus
  2. maaf ternyata saya yang pertama hahaha

    BalasHapus
  3. om.. maaab baru sempet kemariiihh.. sorii sibuks di kantor, sibuks hang out, sibuk kopdar :D.

    hiks hiks... sayah juga mau ngeresensi dong.. kayanya bagus banget deh buku ini...

    dee, maaaauuuuuuuuuuu

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. wah ini nih resensi yang lebih komprehensif, Mas .. mantap deh

    BalasHapus
  6. jadi penasaran nih...

    mungkin ini yang pertama kali tulisan diblog diterbitkan dalam sebuah buku. memang butuh ide dan kreatifitas tinggi untuk menjadikan tulisan yang menarik dan memiliki nilai jual...

    ditunggu buku-buku lain dari para blogger diseluruh nusantara..

    BalasHapus
  7. resensi yang menarik untuk sebuah buku yang menarik .... !

    BalasHapus
  8. @BongJovi: hiya nih....apalagi tulisan2 mu bong.,dibukukan aja, bisa buat jadi dokumentasi tentang Natuna..,sumpah!!

    @mb.Q : iya sis...menarik skali, di Gramedia udah ada kok, coba cari deh...ntar di resensikan ya.,haha.., tx u

    @mr Psy; tengkyu mas...masing2 punya sudut pandang yg beda2 tapi tetap satu...

    @mas Rizal: setahuku baru ini, mungkin ada jg yg lainnya, btw sangat mengangkat derajat blogger ya mas...tx u

    @deedz : makasih...semoga bermanfaat...

    BalasHapus
  9. waw, aku baca ini dari awal kayak lagi baca bukunya lho ndan... M.a.n.t.a.b!

    kalo dibayangin rumah kayu, jendela kayu, lantai kayu, makan kayu upss...dan smua serba kayu... mudah2an orangnya bukan terbuat dari kayu xixixi...

    sekarang, bagi2 yaa pisang gorengnya ke jakarta... :p

    BalasHapus
  10. walah dalah.. resensi yg luengkap kap....jadi penasaran..

    karena di alinea terakhir menyebutkan akan membagikan buku, ajdi nunggu konfirmasi dulu dari omsrex..hehehe.. haruskah saya meluncur ke TKP atau menunggu pembagian buku gratis... kekeke

    BalasHapus
  11. Weww,resensi sampean benar benar sip mas.Membuat aku benar benar penasaran dengan isi buku karya dee dan kuti.

    BalasHapus
  12. @ducky sweety: hoh...lebih asyik baca buku nya langsung duck...nggak rugi dah! Eh, kamu suka pisang goreng tho? Samalah kita...hehe, tx ya

    @masichang: enaknya langsung ke TKP mas...ada sayembara nya loh.,skalian kenalan aja...mantab sumpah...tx u

    @mas Ali; sip mas...ayo ke TKP, ada keterangan cara memperoleh buku ini...tx

    BalasHapus
  13. wah-wah-waaah...pada ngeresensi buku rumah kayu nih....ane telat dong....xixixixixi
    salut buat Om yang masih sempet meneliti karya tulis dan bukunya dengan detil....
    kalo dibuat pilemnya kira2 top nggak ?...hehehe

    BalasHapus
  14. ntar aku cari bukunya dulu deh baru komen xi..x..xi.

    BalasHapus
  15. @mas Fer: pemerannya mas Fer dg Aura Kasih...pasti laris, mau yach...yach....xixixi...
    @TopBontot: oke....tak enteni yoo....tx u

    BalasHapus
  16. ha ha ha... saat aku membaca resensi ini, yang pertama terpikir dalam hati adalah: ya ampun, aku lupa bahwa pemilik blog ini adalah orang yang bahkan dengan sederet pertanyaan baku di list mini mental state saja bisa mendiagnosa orang, baik fisik maupun mental...

    jadi, kalo dikasih tulisan sebuku, itu dalam arti harfiah dan kiasan, benar2 "seperti membaca buku yang terbuka" ya mas... ha ha ha

    ( 'tuduhan' tentang ballerina narsis itu lho, membuat aku... ;-) )

    terimakasih banyak mas. terimakasih untuk kesediaan membaca bukunya, untuk bersedia repot- repot bikin resensi ini dan untuk semua masukannya...

    mudah2an kalo ada cetakan kedua atau seri kedua buku ini, kita bisa membuatnya lebih baik (dan... bikinin resensi lagi ya, please...ha ha ha :D )


    d.~

    BalasHapus
  17. salut buat blogger yang bisa menerbitkan posting2nya menjadi buku. Saya setuju dgn mas srex, isi postingan-nya pastilah something!

    BalasHapus
  18. disebutkan diatas house dan home apa bedanya sobat..bisa di jelaskan gitu

    BalasHapus
  19. MAUUUUUUUUU !!.....xixixixixxi.....
    (karena yakin 110% ngga bakalan terjadi).....xixixixixixi

    BalasHapus
  20. @mb Dee : hehe...gimana ya....sebenarnya resensi ku itu semata-mata untuk menilai tulisan, tapi mau nggak mau menarik juga kalau kita sekalian bisa menilai "latar belakang" penulisnya, bukan untuk sekedar mendiagnosis mbak, tapi justru untuk bisa menyelami lebih dalam tulisan2 tsb, bener nggaknya mbak Dee n mas Kuti yang tahu lah...hehehe
    Soal resensi berikutnya...? it's okay. Tx U

    @Mb Ernut; makasih mbak.....eh, something apaan nih...? something different or special...xixixi....

    @Netmild : House merupakan kata benda, kalau home itu kata sifat, jadi ada perbedaan yg mendasar sekali mas... dimana buku ini bukan semata-mata bercerita tentang House, tetapi lebih kearah home....tx u

    @Mas Fer;naaa.. gitu donk...tadi udah ku email-kan ke Aura...kalau sampeyan mau jadi pasangannya maen film....asyik...asyiiikk.....

    BalasHapus