Rabu, April 01, 2009

Budaya MALU...itu perlu?...(kisah si Bakrie anak nakal)

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Malu adalah :
(1) merasa tidak enak hati (rendah, hina dsb) karena berbuat sesuatu yg kurang benar (kurang baik).
(2) Segan melakukan sesuatu karena ada rasa hormat, agak takut dsb.
(3) perasaan kurang senang, hina, nista dsb.
Melihat batasan arti kata malu diatas, tentunya kita semua pernah mengalami situasi “malu” tersebut. Lepas dari apapun penyebab dari timbulnya rasa malu tsb, yang jelas kita akan merasakan situasi yang tidak nyaman/tidak mengenakkan, dan sewajarnya lah kita pasti akan menjauhi hal2 yang dapat membuat kita malu.
Memang perasaan malu tidak ada sangsi hukum pidana nya, tetapi membuat orang lain merasa malu dengan sengaja (mempermalukan), maka kita dapat dituntut dengan pasal KUHP tentang ”perbuatan yang tidak menyenangkan”.
Saya menganggap bahwa perasaan malu tersebut bukanlah meupakan suatu ”kutukan”, sesuatu yang dianggap tidak perlu, karena justru dengan adanya perasaan malu itulah maka kita dapat menjalankan fungsi kita sebagai komponen dari masyarakat yang memiliki nurani dan sikap tenggang rasa, lengkap dengan segala atribut2 yg melekat pada diri kita semisal ; pekerjaan, tingkat pendidikan, lingkup pergaulan, asal-usul, adat-istiadat setempat dll.
Perasaan malu tersebut dapat menjadi benteng pertahanan kita untuk menyelaraskan diri dg kepentingan orang lain, dengan menjaga rasa tenggang rasa dan saling pengertian akan kepentingan orang lain juga. Kita akan di tuntut untuk bisa membawa diri supaya dalam tindakan maupun ucapan kita jangan sampai membuat orang lain merasa malu, atau lebih parah lagi malahan mempermalukan diri kita sendiri.
Di negara Jepang misalnya, terdapat adat untuk menebus rasa malu dengan melakukan bunuh diri, Harakiri(merobek perut dg pisau sampai usus terburai) mmerupakan warisan adat para samurai/ ronin pada zaman dahulu, dimana mereka sangat menjunjung tinggi kehormatan, saat ini mungkin sudah tidak relevan, dan di ganti dengan tindakan semacam pernyataan bersalah, meminta maaf dan mengundurkan diri dari jabatannya. (sudah banyak sekali pejabat tinggi di Jepang yang mengundurkan diri), demikian juga dg negara lain yang memiliki kebanggaan nasional tinggi, seperti negara Jerman, mengundurkan diri dari jabatan adalah bentuk tanggung jawab moral dari rasa bersalah dan rasa malunya.......walaupun proses hukum tetap berjalan.
Bagaimana dg Indonesia...? mari kita lihat komen dari mbak DE, pada posting saya yg lalu : (tanpa edit),

ck..ck..ck.. kalo ndak dari cerita sampeyan maka aku nggak akan tahu mau masuk SMP saja begitu rumitnya, keterlaluan ya mas, koyok mau ndata bondone wong tuwane calon siswa , ck ..ck..ck seh gumun aku, kebangeten tenan !
terus masyarakat bisa apa menghadapi semuanya ini mas ? paling bisanya ngikut aturan yg dibuat, siapa yg berani protes ? padahal kalau semua rakyat protes kalah tuh yg bikin sistem.
kalo di sini itu pasti sdh diprotes

btw, di sini SD, SMP, SMA sampai sebagian universitas nggak perlu mbayar mas, anak siapa saja boleh sekolah dan kuliah ndak ada perbedaan, semua punya hak sama, hanya kemarin2 ada beberapa uni yg mengharuskan mhs membayar per semester tapi tidak semua, itupunmasih bisa diprotes

terus yel .. yel bahwa anak adalah penerus bangsa piye kalau banyak anak2 pinter tapi nggak mampu sekolah ? *ngenes aku*

menurut saya yang berlaku di negara kita mas ya yang kaya, yang berduit, yang memegang kekuasaan itulah yang berhak berbuat semauanya, mungkin tim yg mewawancarai mas itu salah satu ortu yg paling kaya yg pasti (mungkin) nyumbangnya buanyak jadi bisa berhak mewawancarai ortu murid yg lainnya

” sayangnya budaya berani bicara, mengemukakan pendapat, mempertahankannya belum ada di masyarakat kita mas, karena sudah dari dulu kita terbiasa ditekan dan dipaksa menganut apa yg diinginkan pemimpin kita, walau saya tahu ada beberapa yang berani melawan (contohnya spt yg sampeyan lakukan dgn tim dr ortu itu) tapi beberapa orang yg berani ini tentunya tdk lepas dr resiko akan ada masalah atau kesulitan di kemudian hari , kalau kita terbiasa bersatu, bebas bicara, khan nggak ada yg akan mau bersekolah di situ ? mungkin ini yg membedakan negara maju dengan negara berkembang mas, dulu saya pikir bedanya hanya karena faktor tekhnologi etc, tapi stlh saya tinggal di sini saya baru tahu bahwa di negara maju orang dianggap sama kedudukannya, haknya, baik presiden maupun pengangguran, org bebas mengeluarkan pendapatnya baik menteri atau pekerja bangunan, nggak ada perbedaan sama sekali, dan ada satu lagi mas, budaya MALU, ini juga belum ada di negara kita mas contohnya kasus lapindo itu misalnya terjadi di jerman, nggak nunggu sampai setahun, beberapa hari saja mungkin menteri yg berurusan dgn bidang ini akan mengundurkan diri krn malu merasa tidak becus bekerja dalam bidangnya (tanpa dipaksa lho), terus pemerintah juga akan menomor satukan korbannya agar dpt kembali hidup layak dan normal lagi krn org org pemerintahan itu dibayar oleh pajak rakyat (pajak perorangan di sini tinggi banget mas, ada yang sampai dipotong 50 % gajinya perbulan , coba bayangkan kalau ini berlaku di Indonesia apa ya mau org2 kaya menyerahkan 50 % gajinya perbulan buat pemerintahan ? jadi di sini yg kaya mbayar pajaknya makin banyak mas, dan SEMUA org harus bayar pajak, ndak ada yg bisa lari kecuali kalo tgl di luar jerman, benar benar adil, ketahuan menyembunyikan pajak, masuk penjara , SIAPAPUN ITU ) jadi pejabat tinggi di sini memang bekerja untuk rakyat mas, oh ya balik ke lapindo lagi, apa yg terjadi di sana mas ? korbannya khan masih terlantar begitu saja sampai sekarang dan yg lebih mengenaskan lagi org penting yg berhubungan dgn hal ini si bakrie itu , msh duduk manis di kursinya nggak ada MALU sama sekali (kalo di sini dia juga sdh masuk penjara mas, di sita hartanya juga) dan yg paling menyedihkan rakyat kita nggak bisa berbuat apa apa, ya krn kita memang tidak biasa bersatu mas, klan si bakrie itu jumlahnya berapa kalau dibandingkan dengan jumlah rakyat kita yang ratusan juta itu, krn kita memang juga tidak terbiasa mempertahankan hak kita , biasa takut dan ditekan. *ngenes*
maaf mas bukan maksudku mau membandingkan negara kita dgn sini, tapi itulah kenyataannya, yg kaya yg berkuasa itulah yg bisa berbuat semaunya di tanah air, mungkin krn itukah banyak yg berebutan dlm pemilu kali ini ?”




Saya seperti di bukakan mata yang selama ini terpejam, Mas Bakrie itu selama menjabat sebagai Menteri , kekayaan pribadi maupun perusahaannya meningkat berlipat ganda, sementara... perusahaan yang bernaung dibawah nya ”PT Lapindo Brantas” telah menyebabkan timbulnya bencana lumpur Sidoarjo, yang telah merusak total tatanan ekologi dan sosial ekonomi masarakat setempat.
Berdasarkan data dari Forbes Asia 2008, Bakrie adalah manusia terkaya saat ini di Asia....!
Dan hebatnya berbagai manuver telah dia lakukan untuk mencuci tangannya, entah dengan menjual perusahaanlah, menyalahkan faktor gempa dan alam lainnya lah....pokok nya manuver ”Tikus nyolong iwak asin” dia lakukan dengan cekatan. Sama sekali tdak ada rasa MALU...dia tetap enak-enak di Jakarta dan keliling dunia menikmati jabatannya, begitu kuatkah posisi dia sebagai oang kaya dan berkuasa...? sehingga tangan2 hukum tak mampu menyentuhnya? Benar-benar manusia laknat si Bakrie itu! Tidak ada rasa empati dan simpati sama sekali terhadap para korban lumpur Sidoarjo tersebut.

Mau ngggak Bakrie sekeluarga mencicipi tidur di tenda2 darurat, makan nasi bungkus lauk gereh-tempe dan tidur bersekat kain? Jangan hanya terampil main batu....!, lempar batu sembunyi tangan....Ketahuilah, Azab dan karma yang mengerikan akan menghajar anak dan keturunan Bakrie kelak....
Bila pengadilan manusia masih bisa di manipulasi, maka pengadilan akhirat yang akan menjebloskannya kedalam laknat tujuh turunan...

Lampiran : data Forbes Asia:
Aburizal Bakrie is Indonesia’s richest man.Forbes Asia list of Indonesia’s richest men and families, the top ten: [1]
1. Aburizal Bakrie and family (Bakrie Group): $5.4 billion 2. Sukanto Tanoto (April and Asian Agri): $4.7 billion
3. R. Budi Hartono: $3.14 billion
4. Budi and Michael Hartono, part owners of Djarum and BCA): $3.08 billion
5. Eka Tjipta Widjaja and family (Sinar Mas Group): $2.8 billion
6. Putera Sampoerna and family (Sampoerna Strategic): $2.2 billion
7. Martua Sitorus (Wilmar International): $2.1 billion
8. Rachman Halim and family (Gudang Garam): $1.6 billion
9. Peter Sondakh (Rajawali Group): $1.45 billion.
10. Eddy William Katuari and family (Wings Group): $1.39 billion
Last year Aburizal Bakrie, the Co-ordinating minister for the Peoples’ Welfare, came in at sixth, with wealth of $1.2 billion, and Sukanto Tanoto led the rankings.


Bagaimana komentar teman-teman sekalian....melihat kekayaan mereka dan kelakuan mereka selama ini, terutama tokoh pada rangking 1...?

PS: sumber gbr ada pd penulis.

18 komentar:

  1. itulah negeri, banyak orang yang hanya punya kemaluan tapi nggak punya rasa malu
    salam kenal

    BalasHapus
  2. wah mas ... emosi lagi aku baca postinganmu kali ini

    kalo di tanah air hal yang biasa ya mas presiden, wakilnya, menteri dan pejabat tinggi lainnya baik yg di pusat maupun daerah punya banyak perusahaan, firma dsb, pokoknya kaya banget deh kayak di italia sono, di sini mas kanzlerin (pemimpin tertinggi jerman), menteri2 dan pejabat tinggi jarang yg saya tahu punya perusahaan dsb krn memang mereka ndak punya uang sebanyak itu, kayak pejabat2 tinggi di Indonesia. Yang punya perusahaan2 ya memang pengusaha murni bukan jarang dari org pemerintahan.

    wuii .. ternyata kaya banget ya si bakrie itu, speechless aku ... ndak bisa nerusin mas, kadung nggonduk :(

    cuma mau tanya apa dia nggak takut karma ya mas ?

    BalasHapus
  3. Klo udh urusan duit, lupain aja yg namanya malu.. Belaga ga dengar aja, drpd hrs keluar uang untuk lapindo.. Dan atas dsr uang jg, org b'lomba2 untuk msk ke kerajaan dia..

    BalasHapus
  4. wah, saya salut, ternyata indonesia juga ada yang kaya(billionaire) hehe.jadi nggak "malu" sama negara-negara kaya hehe.
    No comment.Saya nggak bisa protes dengan orang-orang yang sukses,pintar/pandai dalam mengembangkan uangnya/kekayaannya.Justru saya harus berfikir, bagaimana bisa seperti mereka.mengkritik kekayaan orang lain, bukankah ini "memalukan" juga?

    BalasHapus
  5. Sepertinya yang no 1 itu sekarang jadi no 9 mas,itu yang sy baca diharian jawapos beberapa waktu yang lalu.Hartanya menguap hampir 90 persen akibat turbulensi pasar finansial katanya.Hartanya "hanya" tinggal USD 850 juta (ö9,35 triliun) dari sebelumnya yang USD 5,4 miliar(Rp 59,4 triliun).Tuh kan karma lapindo mulai nampak.Hehe..
    Sebagai warga Sidoarjo sy menuntut Ical(panggilan akrab om Bakrie) agar segera menuntaskan tanggung jawabnya terhadap saudara2 sy di Porong,khususnya kepada warga yang wilayahnya tidak masuk dalam peta terdampak,agar mereka segera kembali hidup normal.

    BalasHapus
  6. @mas Irul : heheh...mungkin kemaluannya perlu disunat lagi biar tahu malu.....
    Tx dah mampir, salam kenal balik mas..
    ===================================

    @mb DE:hiyo mbak...nanti pengaruhnya ya ke mental juga...pejabat(penguasa) yang bermental pengusaha...rakyat dianggap sebagai obyek-an saja, di Indon memang sekarang sudah diterapkan bagi para pjabat untuk mengisi "daftar kekayaan". Untuk apa sih....tadinya untuk kontrol dan sebagai bahan informasi awal sebelum mengikuti tahap "Fit and Propper test" oleh DPR. Tapi masalahnya anggota2 DPR kita juga banyak yg nggak bersih....hehehe....sama aja bo'ong lah! Tx mbak
    ===================================

    @mb NitNot; Naah...itulah dia...ada gula ada semut...dan uang memang hanya mempunyai nilai kurs...nggak punya nilai malu....hahahah....eh, aku punya kakak ipar kerja di yayasan penabur / SMP Penabur di daerah pondok gedhe...ntar tak tanyain lagi dia. Tx U
    ===================================

    @mb Aisha : Kadang dg menguliti kekayaan seseorang dapat memunculkan rasa malu. Sperti yg dilakukan Forbes,begitu Bakrie di nobatkan sebagai orang terkaya di Asia...mulailah proses ganti rugi berjalan, walaupun tersenat-sendat sampe sekarang. Dan sekarang dia sedang berusaha "memiskinkan" dirinya untuk menurunkan ranking nya ...hahaha....siapa yg percaya ?tx U
    ===================================

    @mas Ali : Yupp....entah karma atau bukan mas, yang pasti tanggung jawab dia secara material sudah mulai dilaksaakan...Nahh...tanggung jawab secara moralya belum tuh...masih tetap pd posisi semula, tetap sebagai pejabat tinggi. Ini akan menjadi preseden buruk di masa mendatang bagi pembinaan moral pejabat negara. Tx

    BalasHapus
  7. Lagi hamil lebih baik nggak komen yg macem-macem deh (demi menjaga kestabilan emosi)....

    BalasHapus
  8. bener saya setuju ama Mba Ely. Kalo semuanya mahal kan sama aja menghilang hak beberapa generasi untuk membangun negri. Padahal mereka aset negri kita untuk membuat bangsa ini lebih maju.

    Sayah juga ga tau apa yang ada di pikiran para pejabat itu. Yang mereka tau, mereka mampu bayar sekola anak2 mereka di sekolah paling bagus baik yang di dalam or luar negri. Tapi ada berapa banyak yang bisa menikmatinya? cuma beberapa... dan itu belom tentu semuanya bertekad untuk membangun negri. Lagian kalo udah keenakan hidup enak, apa masih kepikiran untuk bersusah2 mikirin kehidupan orang2 susah?

    Negara kita butuh penerus ga cuma 100-200 orang, bukan?!

    BalasHapus
  9. yang jelas saya :

    (1) merasa tidak enak hati terhadap sikap Lapindo Brantas yang nampaknya masih kurang bertanggung jawab terhadap kasus tsb.

    sehinggga saya tidak :

    (2) Segan melakukan komentar terhadap masalah ini.

    lalu adakah :

    (3) perasaan kurang senang, hina, nista dsb dihati Mr.Bakrie dihadapan Tuhan karena sudah memperlakukan korban lumpur lapindo bagaikan layang-layang ditarik ulur,...lalu kabur

    BalasHapus
  10. @mb Niet: selamat ya mbak, akhirnya si Adit mo dpt adik lg, jaga kesehatan ya mbak...........
    ==================================

    @mb Quinie: itulah mbak...masalah selalu muncul manakala kesadaran akan cinta tanah air dan peluang kerja di LN. Terutama buat mahasiswa2 Indon yg kuliah di LN dan menyelasaikan pendidikan S1, S2 atau S3...sebagaian malas kembali lagi ke tanah air buat buat membangun negeri ini, bahkan yg ikatan dinas pun ada yg nekat 'mbalelo'. mungkin mereka mikir gini : ngapain balik, wong ilmuku di hargai murah di tanah air, itu aja harus rela di gaji kecil, mending kerja di LN ".......soal penghargaan intelektual di Indon memang masih memprihatinkan deh....tx ya
    ===================================
    @mas bangbong Jun : Yaow mas....intiya kan; masihkah ada rasa malu di hati dan kepala si Bakrie kan....? kayaknya dia udah kebal dan tebal muka deh....di maki2 oleh rakyat Indonesia pun dia tetap tak bergeming sedikitpun.....proses tanggung jawab yang sebenarnya bisa singkat, di angel2 dg alasan banyak masyarakat yg belum memiliki sertifikat, ada daerah yg terkena langsung dan yg tidak langsung.....
    Kalo buatku yang terkena dampaknya ya : Seluruh rakyat Indonesia!
    Karena kerusakan lingkungan tersebut berada diwilayah indonesia.
    Menurut situs dari NG, dikatakan bencana lumpur Sidoarjo merupakan bencana terbesar abad ini, yang dampaknya akan terasa sampai seratusan tahun kedepan! dan semua ini karena ulah dia.
    Tx mas........

    BalasHapus
  11. jatah makan porsinya aja mungkin sama dan standar, satu piringlah, kok juga masih nyimpen segitu banyak, dan gak peduli sama orang lapar lainya...manusia apa bukan ya... kekeke

    BalasHapus
  12. he...he...he...srex ....aku jd ingat persis ttg peristiwa yg satu ini ...http://perspektif.net/english/article.php?article_id=982

    BalasHapus
  13. mmmhhh ... selain hebat di harta, si ical ini hebat juga di istana Mas,ingat friksi dengan ibu Sri yang hendak "quit" atas tarik ulur suspensi saham bakrie? menurut saya ketegasan presiden yg harus diperbaiki,bisa memilah yg benar dan salah,tanpa harus sungkan atau malu..

    BalasHapus
  14. @mas Sarden : kayaknya dia jatahnya adalah..."makan siapa"....makanya nggak pernah wareg wetenge mas....heheheh, nuwun
    ===================================

    @ mas Bontot : hehehe..ontran2 di tingkat atas ya mas...kepentingan politik mengintervensi segala-galanya....yang malu siapa nih.....?(tahu sendiri lah..hahaha..)
    btw, Kakakmu mu memang orang hebat!
    (gaya semarang-ane ketok), trims!
    ===================================

    @MasmisterPsy: yes mas...semua tergantung pada kapten kapalnya....mau dibawa berlayar sampai tujuan, atau di bawa nyilem ke dasar laut dan nggak nongol lagi.
    sialnya,kapal itu banyak "bocor" nya lagi..........Tx
    ===================================

    BalasHapus
  15. sabar mbak ely..sabar...sing sareh mbak...
    (sabar! sabar! sabar gundulmu! kata mbak ely...)
    kaabbuur...menyelamatkan gundul ini...

    BalasHapus
  16. Emosi akan selalu membawa jalan yang salah.iri dan dengki harus di buang jauh-jauh.respect terhadap karya orang lain di terapkan.bukan yang mengharap justru memaki maki terhadap yang di harapkan.bagaimana yang di harapkan ini mau care? kata-kata lebih menyakitkan hati.
    untuk lumpur lapindo antara rakyat dengan pemerintah harus bekerja sama.bukan dengan demo umpatan kata yang membuat pemerintah enggan untuk bertanggung jawab!

    BalasHapus
  17. @mb Ernut : wah...emang pada gundul ya...? hahaha...
    ===================================

    @mb Aisha : Siip....lah...sekalian komen mbak Aisha kujadikan kesimpulan (sementara) dan penutup posting ini...Tx mbak....

    BalasHapus
  18. saya tidak bermaksud menyalahkn ya,..ini hanya ide saya saja.Indonesia kan demokrasi, jadi siapa aja bisa berbicara,dan demo di real maupun di maya adalah cara unjuk rasa yang di tujukan pada pemerintah untuk di dengar. yang mana mereka merasa tidak memiliki keadilan dari pemerintah.

    BalasHapus