Banyak orang bilang perkawinan adalah penyatuan dua "jiwa/pribadi" menjadi satu, ada juga pendapat lain mengatakan perkawinan adalah penyatuan dua keluarga besar menjadi satu keluarga yang lebih besar lagi. Apa Cuma itu…? Sebenarnya apa sih hakikat dari perkawinan…? Apakah perkawinan itu suatu ibadah ? apakah perkawinan itu merupakan hal yang wajib dilakukan? Lalu bagaimana dengan pendapat yang mengatakan bahwa perkawinan itu untuk melestarikan silsilah keluarga, untuk mewariskan sejarah keluarga dan meneruskan generasi atau bahkan untuk mewariskan nama keluarga, harta dan profesi?
Ada lagi pendapat yang lebih ekstrim; bahwa perkawinan merupakan lembaga untuk melegalkan hubungan sexual belaka….?
Pendapat2 seperti diatas sah-sah aja si…buatku tergantung dalam konteks apa kita bicara. Berhubung aku bukan seorang yang ahli dalam hal ke agama-an maka aku cuma mau bicara dalam konteks yang kuketahui aja.
Perkawinan memang merupakan bentuk dari suatu ikatan yang sah menurut undang-undang untuk melegalkan terjadinya suatu hubungan sexual antara seorang pria dan wanita. Tapi apa Cuma itu doank…? Tentu saja tidak….Faktor fisik dan psikis ikut menentukan. Lalu bagaimana syarat bahwa perkawinan tersebut baik dilakukan menurut sudut pandang kesehatan? Tentunya harus memenuhi beberapa syarat, yaitu ;
1. fisik
Dalam hal ini organ2 reproduksi telah berkembang dengan sempurna, dimana pada pria hormon kelamin telah mencapai tingakatan yang optimal, organ2 kelamin telah siap memproduksi sel spermatozoa, sedangkan pada wanita selain telah mencapai masa kesuburan ditandai dengan adanya siklus menstruasi, tentunya harus didukung oleh pertumbuhan fisik yang sempurna, misal luas/lebar lingkar panggul yang mampu mengakomodasi proses kelahiran.
2. Psikis / mental/kognitif.
Baik pria maupun wanita telah mencapai usia kematangan secara kognitif, jadi sudah mengerti tentang resiko dari perkawinan adalah terjadinya kehamilan.
3. Ekonomi dan sosial-budaya setempat
Syarat 1&2 diatas hanya bisa dicapai apabila sudah mencapai usia produktif secara medis, diambil patokan wanita > 16 tahun, kalo pria > 18 tahun (kalo gak salah, di Indonesia),
Konsekwensi dari masalah diatas, ada beberapa kondisi dimana perkawinan tersebut tidak boleh dilakukan, misalnya kalo dia menderita gangguan mental seperti Cerebral palsy, idiot / keterbelakangan mental, menderita schizophrenia dll.
Bagaimana seandainya salah satu atau salah dua dari pasangan tersebut ternyata membawa gen / kromosom penyakit keturunan ? seperti kelainan darah, kelainan saraf, kelainan otot, bahkan kelainan otak…..? ini jadi sulit, dibutuhkan suatu konseling gen dari para ahli kedokteran genetika, merekalah yang nantinya dapat membantu menganalisa bagaimana resiko2 yang akan dihadapi seandainya kehamilan terjadi.
Seandainya resiko terlalu besar, dan persentase untuk melahirkan anak cacat termasuk tinggi, dianjurkan untuk membatalkan perkawinan tersebut…Tetapi seandainya cinta sudah melekat (heheheh...) dan tidak bisa dipisahkan lagi, maka perkawinan boleh dilakukan tetapi dengan syarat ; Sebaiknya jangan hamil dan melahirkan anak…….
Wahhhh…susah ya… harus adopsi….? Apa mending gak usah kawin aja ya...?
Atau....lebih baik cukup gonta-ganti pacar aja.....?
Ahh...kalo itu Monyet juga tahu...siapa yang jadi juaranya....eh....pacarnya !....hahaha......
PS: buat
sweet-home(artikel ini pernah saya post kan beberapa bulan yg lalu, hak cipta gambar monyet ada di tangan saya)
memang yang namanya sebuah perkawinan harus lah di landasi faktor bebet,bibit,bobotnya kang pi klo dah cinta setengah mateng ya mo gimana lagi asal bisa memahami satu dan yang lainya jangan cuma cinta sesaat,nanti malah akhirnya bubrah
BalasHapushemmmmmmm..... tulisannnya komplit dan teliti, jadi bahan pelajaran nih, hehehehe....
BalasHapusMengingatkan saya pada pernikahan beda agama, dan itu juga terjadi pada keluarga saya.
BalasHapusIngin menyatukan kasih sayang, tapi tak lepas dari gunjingan orang.
Namun, mereka masih bersama sampai sekarang, walau badai menghadang=)!
Nah masalah nikah kawin nich,..heheh jadi semangat !!!! Penjelasan MasOmPak Srex ini detail tdk menyisakan ruang hampa,...hehehehe mantap.
BalasHapusdisisi lain nikah kawin itu merupakan jawaban dari pertanyaan
Bersediakah kita melihat anak-anak perempuan kita terjerumus dalam sex bebas. Lalu habis manis sepah dibuang ? Tanpa ikatan ?
Bersediakah kita melihat anak-anak lelaki kita "ngesex" (bukan Ngesrex lho,hahaha)tak berkesudahan tanpa tanggung jawab ?
Jika tidak bersedia maka agama menawarkan solusinya. Karena apapun agamanya nikah/kawin adalah hal yang suci. Bahkan dikalangan masyarakat primitif sekalipun.
Karena tuhan sangat paham "Basic insting"nya laki-laki
dan tuhan juga tahu "instinc basic"nya perempuan.
Makanya saya buru-buru nikahi kawan lalu kawinin kawan hehehehehe,.....
Mau dipikir bagaimanapun, manusia sejatinya memang membutuhkan perkawinan untuk melengkapi hidupnya. Persoalannya adalah, menggabungkan dua jiwa dalam satu atap itu tidak mudah. Solusinya ya saling pengertian. Mengingat ada dua kepala-dua sudut pandang, karena itu ego jangan jadi panutan.
BalasHapusSalam kenal...
aku belum nikah....belum jodoh xali yahch...
BalasHapusaku takut dapat suami yg kasar, yg suka berbohong dan arogan...
aku pengin punya suami dokter...tapi katanya dokter itu sibuk...kurang waktunya buat istri n anak, lagian mana ada yg mau sama aku...apa mending kayak si monyet ajah...gonta-ganti pacar.....xixixi.,aw
Duh.. postingannya didekasikan hanya untuk seorang... ati2 lho.. pengen dokter katanya.. ta bilangin mamanya tegar lho!! weks...
BalasHapus@mas Awie: falsafah kuno bobot-bibit-bebet, ternyata tetap up to date untuk kasus2 ky gini, antisipasi ada halangan besok2 nya. Good!
BalasHapus@mas Dedi: sukurlah kalo post ini bs berguna buatmu, tx juga!
@mb Shanty: kawin campur memang jd problem yg gak mudah.,banyak sekali dibutuhkan pengorbanan...tp saya berharap seolah2 keyakinan thd Tuhan justru akan mematikan rasa cinta, cinta itu universal kan...? Btw titip salam hangat buat keluargamu itu ya...tx u
@bang Bongjun: hehehe...slalu menggelitik komen nya. Jelas kita gak akan rela kalo sampe anak2 kita menganut aliran srex eh sex bebas...coitus harus stlh nikah! Tp harus selesai kuliah dan cari kerja n duit dulu...
@mas Aditya: makasih dah mampir, yah menurutku ego tetap perlu tp jangan egois...jd seperti kamu bilang perlu saling pengertian dan....perlu dialog!
@mb moerti: jangan deh.,punya suami dokter kalo gak siap mental...bisa jd paranoid ntar.,cari insinyur ato arkitek ato tokoh masyarakat ky bang Bongjun itu loh... mbak...pasti adalah...kebangetan kl gak melek matanya liat kamu...hehehe
@mb Anita: waduh...itu cm skedar masukan ato nasehat doank kok mbak...gak lebih gak kurang hehehe...
Apa ya? sepertinya so Complicated, he..he...
BalasHapusMungkin juga tidak ya?
Tapi Perkawinan itu sakral :)
MasOmPak Srex sorry nambah comment,..hehehe lagi sreg neh,....
BalasHapusbuat pemilik Blog Cantik
nikah kawin beda agama ? Ikuti CERPENSEX (cerita pandek sexali) berikut ini :
Jun, sebagai orang tua kami merestui perkawinan kamu dgn anak kami, tapi karena kita beda agama kami tidak bisa menghadiri pernikahan kalian,...
today,..sebelas tahun kemudian, saya masih tetap memanggil beliau dengan sebutan IBU, dan dengan kekuatan cintanya, beliau malah manggila saya : MAS,...JUN hahahaa
bagaimana dengan perkawinan org yg mengaku syekh itu dengan si Ulfa ?
BalasHapusperkawinan (sebetulnya saya lebih suka menyebutnya pernikahan) adalah upaya melanggengkan keluarga. Dan, dengan melanggengkan keluarga, berarti melanggengkan (warisan) harta-benda. Melanggengkan harta-benda berarti melanggengkan sistem kepemilikan. Dengan demikian, berarti pula melanggengkan penguasaan kepemilikan keluarga besar tertentu serta semakin meniadakan kepemilikan bersama (pemerataan ekonomi).
BalasHapusBegitulah kata Engels.
@Bohamiksu: memang perkawinan bukan masalah yg sederhana, yg sudah mengalami pasti merasakan, mulai dari proses awal sampai perjalanan perkawinan itu sendiri.Tx4 coment, salam kenal jg...
BalasHapus@bang Bongjun: waah.,ternyata menyimpan kisah menarik ya ttg perkawinannya, menurutku mas Jun pandai 'ngemong' orang tua...sehingga disayang oleh keluarga...yah ini talenta mas Bongjun untuk membahagiakan siapa aja, mb Shanty dan mb Moerti pasti setuju dg ku..,txu
@mb Ely: kebetulan rumahku dkt dg 'syekh' Puji.
Jelas menurut UU tidak sah!
Menurut medis, ada kecenderungan si syekh punya penyakit paedhofilia (ber.hub sex dg anak2)
Meminjam istilah mas arif ullyanof: 'Perkawinan Syeh bukanlah Pernikahan (by UU) tapi cm "perkawinan".
@mas Arif U: betul mas, itu salah satu motifnya : pemerataan ekonomi, yg mungkin akan berkembang menjadi suatu DYNASTI... tx u mas!..,
saya perempuan. kalo mas srex nggak ngerti, ini saya kopas dari kamus merriam-webster online:
BalasHapus1: the female of the dog or some other carnivorous mammals
(anjing atau mamalia pemakan daging berjenis kelamin betina).
2 a: a lewd or immoral woman b: a malicious, spiteful, or overbearing woman—sometimes used as a generalized term of abuse (a: perempuan cabul atau imoral; b: perempuan jahat, kejam, suka menindas)
3: something that is extremely difficult, objectionable, or unpleasant
tuh. corrected ya.
@ The Bitch : Ok mas...makasih info bitch nya....
BalasHapushmmm..bicara pernikahan,jadi beban tersendiri bagi yg udah lampu kuning hehehe..(tapi kuning boleh jalan terus,tidak kena tilang kok)
BalasHapusSaya lebih setuju pada penyatuan,yg disebut keluarga.Segala perbedaan bisa dikompromikan,banyak contohnya, For last, love conquers all!
Nggg..postingannya komplit banget..:)
BalasHapusharus banyak belajar nih dari para senior yang sudah kenyang dengan manis-asem-pait dalam mengarungi bahtera rumah tangga...;)
saling menghormati & saling memahami...*peace yoooo*
wah kayaknya kamu thu bangat seputar perkawinan atau jangan2 kamu mau nikah atau baru ajah nikah.....
BalasHapusmas.... kawin emang nggak ada habisnya kalo dibahas ya...
BalasHapusasik tulisannya mas
Menarik artikelnya.Tiap orang mempunyai pandangan masing-masing, tergantung dari pengalaman/pengetahuan masing-masing.Menurut agama Islam, perkawinan adalah sunah Rasul yang di anjurkan untuk di jalankan, untuk menjaga malu dari pandangan mata.Tentu saja di negara-negara tertentu saja(Timur tengah, Indonesia,atau negara yang mayoritas muslim lainnya).Di negara non muslim (Amerika, Eropa, Afrika)hal yang biasa,(bukan malu lagi) hidup bersama di luar nikah.
BalasHapusKalau menurut saya pribadi, perkawinan adalah alat pengesahan pembentukan sebuah keluarga(wajib di jalankan)/alat untuk mengikat sang kekasih untuk di jadikan miliknya(agar tidak lari/kabur hihih). Sukses tidaknya tergantung diri masing-masing.
Referensi bertambah, makin banyak yang ditelaah!
BalasHapusThanx utk para tamu dan pemilik rumah...!
perkawinan yah..
BalasHapussy blom berpengalaman dlm hal ini nih.. :D tp, klo sy nikah, niatnya mah buat kebaikan ajah
ngomong2 mslh perkawinan..??
BalasHapussaya nggak tau banyak..
belom ngalamin sih..ya cuma tau gitu2 aja.
saya mah masih mikir hepi2, seneng2 sm temen2..wekekekekekke...masih muda sih om..(bukan maksud hati bilang om tua lho yaa, tapi kalo ngerasa, ya bagus deh ;p)
hahahaha...itu sebenernya fokus foto ada di monyet ato orang pacarannya sii??wekekekke..tapi jujur, memang lbh menarik liat monyetnya...
@Mr Psycho:belum kawin...eh nikah to mas...hehehe...ya perkawinan memang intinya untuk membentuk keluarga...Tx U
BalasHapus===================================
@Mb Kristin : mbak...usia perkawinan memang seperti jam terbang...makin lama ya makin banyak pengalamannya...termasuk saling pengertian terhadap pasangannya...Tx ya....
===================================
@Mas Katobengke :...ya saya memang sudah menikah mas (dik)...dan soal pengalaman....hahaha....komplit dah...dan sampe sekarang masih belajar terusss....Tx dah mampir.
===================================
@Mb Ika Rahutami : ya gitulah yang namanya perkawinan mbak...banyak sekali aspek yg bisa ditelaah...kayaknya di ulas dalam berbagai sudut ilmu bisa kok...termasuk klenik...hehehe, Tx dah main ke rumahku!
===================================
@Mbak Aisha : Halo mbak....iya betul...aku lupa kalau di negara2 barat sana ada budaya "hidup bersama" tsanps nikah....nggak cocoklah dengan negara kita, dimana posisi wanita masih dianggap inferior, sehingga pasti berada pada pihak yang dirugikan (stigmata negatif), pendapatmu perkawinan adalah wajib untuk membentuk dan mengikat untuk membentuk keluarga...adalah esensi dari posting ini sebenarnya...Tx ya mbak Aisha.
===================================
@mbak Shanty: makasih mbak....semoga bermanfaat buat kita bersama ya....makasih juga sambutannya.....
===================================
@mbak Dee : pengalaman tidak harus dengan melakukannya dulu...kita bisa belajar dari pengalaman orang lain juga....baik sebagai referensi kita2 yang mau atau punya rencana menikah. Tx U mbak Dee....
===================================
@mbak Puspa : sama dengan jawaban ke mbak Dee ya....
Oh ya...itu gambar monyet di jepret di tempat wisat Kali Urang Jogyakarta...pas iseng2 hunting monyet di semak2 eh....ada dua sejoli lagi memadu kasih...pas!!! ambil aja gambarnya hehehe....CINTA MONYET!!! HAHAHAHA....
===================================
@ For All : TERIMA KASIH BANYAK ATAS KOMENT NYA.
God Bless U all
Hai salam kenal
BalasHapussaya suka sekali photo candid yang ada monyetnya itu,kereeeeeeen mas...
BalasHapus