Jumat, Maret 19, 2010

Perang Bintang si Psikopat

Hari-hari terakhir ini kota Solo diguyur hujan lebat tiap hari. Sering terpikir kemungkinan terjadi bencana banjir besar yang menenggelamkan sebagian besar wilayah kota Solo sekitar dua tahun yang lalu. Sore tadi sehabis pulang kerja kusempatkan mampir ke tempat cuci mobil, biar dicuci bersih terutama kolong mobil. Memang sudah sebulan ini aktifitasku mencuci mobil hanya terbatas mencuci body luarnya aja, karena toh tiap hari harus diguyur hujan dan melewati genangan air.

Sambil duduk diruang tunggu yang nyaman bersama dengan beberapa orang lainnya, kami menonton siaran TV yang disediakan. Acaranya ya itu2 aja…membosankan, aku lebih suka mengakses berita dari koran online, macam “detic.com atau kompas.com”.
Mendadak ditayangkan wawancara dengan seorang mantan petinggi Polri yang menyatakan adanya makelar2 kasus dijajaran Mabes nya. Haha….kenapa baru sekarang dia mengungkapkannya yaa…? Terkesan dia seperti seorang pahlawan pembela kebenaran dan keadilan. Memang itu baik, tetapi menurutku pasti ada maksud lainnya selain demi penegakan hukum. Entah apa motifnya, yang jelas opini masyarakat pasti cepat sekali terbentuk. Akan ada reaksi pro dan kontra terhadap sikap si mantan petinggi Polri tersebut.

Aku masih ingat, beberapa bulan sebelumnya dia begitu dicaci maki gara2 mengeluarkan istilah “Cicak-Buaya”, sampai atasannya harus meminta maaf kepada publik. Perseteruannya terhadap “orang” KPK mengakibatkan munculnya dukungandi FaceBook terhadap si “Cicak” dengan jumlah lebih dari 1 juta member. Benar2 luar biasa, dan dukungan tersebut membuahkan hasil positif. Sii “Buaya” pun menuai kritikan pedas, sampai akhirnya si petinggi Polri tersebut dicopot dari jabatannya.
Namun sekarang situasi malah jadi terbalik. Si”Buaya” benar2 menunjukkan kekuatan rahangnya, atasannyapun tidak berani mencolek dia, apalagi menangkapnya, bahkan opini massa pun berbalik mendukungnya, persis seperti pahlawan, bahkan ada opini yang mendukung si “Buaya” untuk menjadi ketua KPK. Benar2 luar biasa….!


Aku lantas berpikir, nampaknya batas antara seseorang dengan predikat” Penjahat/bajingan dan Pahlawan” sangatlah tipis, begitu mudah untuk berganti posisi. Ataukah.....sebenarnya Pahlawan dan Penjahat merupakan sisi yang berbeda dari satu koin uang…? Entahlah….aku merasa perlu pemahaman yang lebih mendalam lagi tentang filsafat. Namun sepertinya aku punya pendapat bahwa seorang pahlawan maupun penjahat besar, biasanya adalah orang2 cerdas yang memiliki kepribadian psikotik, atau bisa dikatakan mereka adalah orang2 Psikopat. Mempunyai kemampuan mempengaruhi pikiran dan mengerakkan orang banyak, menggalang opini dan emosi, memiliki ambisi tersembunyi, berpenampilan santun tetapi sebenarnya kejam dan buas.

Sejarah dunia mencatat tentang orang2 hebat, seperti : Jengis Khan, Napoleon B, Hitler, Stalin, memang menunjukkan mereka adalah orang2 cerdas dan Psikopat…..Mungkinkah dunia ini memang membutuhkan keberadaan orang2 seperti itu...?, tetapi tentunya demi kebaikan dan kesejahteraan seluruh umat manusia.....bisakah...?

PS: Hati-hati terhadap air mata buaya......tetapi lebih berhati-hatilah terhadap air mata cicak…..karena bila cicak sampai ber-air mata, maka itu bukanlah cicak…..

15 komentar:

  1. Politik di Indonesia sekarang seperti film holywood di amrik, ada sekenario yang kadang sulit kita tebak. dan kadang ada juga kisah politik seperti film bolywood India yang mudah kita tebak endingnya. Semua penuh rekayasa. Coba saja pak asyangar jadi petinggi kapolri dan ketua kpk nya mbak ranee pasti tidak kayak begini, (hancur minah bleh..hehehe)

    BalasHapus
  2. fiuhh,institusi Polri berada di posisi terendah pada saat ini,Mas.. istilahnya tahu sama tahu,jadi jika ada yang diusik,hal lain juga akan dibongkar.. Apalagi orang nomor 3 di Polri,yang mana ilmunya begitu luas, cuma saja manuver2nya terkesan untuk menutupi dosa dan balas dendam. PS: menurut penerawangan Mr Psy, salah satu upaya efektif untuk meredam bola liar adalah dengan sniper xixixi

    BalasHapus
  3. haahh...kalau sidah begini, rakyat yang dibikin bingung, entah mana yang bener, semuanya seperti tengah berupaya untuk mengatakan saya yang paling benar.

    tadinya begitu dibenci lah malah sekarang begitu di sanjung-sanjung..

    BalasHapus
  4. @Jingga: wow...brarti ada skenario 'sangar' didalamnya ya mas....moga2 aja bukan huru-hara/kudeta....
    Kasihan pak Asyangar n mbak Ranee....gak bisa indehoy ntar...xixixi

    @mrPsy : iya mas...aku sependapat.
    Mungkin memang perlu orang2 macam S@sno % Angg@do sebagai peluru tajam...membidik pejabat2 korup...
    ps: sniper memang bola nya liar mas....senapannya kepanjangan kalee...xixixi....

    @Rizal : yg aneh malah melihat reaksi 'adem' para member Fb pro Cicak....hehe
    Liat aja ntar siapa yg naik jabatan dan yg turun jabatan mas....dah banyak yg 'main'.....
    Tx u

    BalasHapus
  5. inilah hidup, dia menggelinding....sepertinya tak terarah...padahal kita semua tahu kemana juntrungannya...seperti sedang disuguhi sandiwara saja ya...lho, bukankah hidup kita ini cuma melakoni sandiwara Mas...?

    BalasHapus
  6. Ternyata buaya bisa nglungsungi...pengen ganti kulit jadi pahlawan kesiangan...

    BalasHapus
  7. @mb Ayik : betul...hidup penuh sandiwara(boneka/wayang)...terkadang melenceng dari pakemnya...dan akhirnya penonton akan disuguhi 'goro-goro' aja...lucu tapi munafik....tujuannya apalagi biar penonton penuh n nggak ngantuk...hehehe, tx u

    @Mechta : hehe...buaya darat, lidah buaya, kulit buaya.,apapun julukannya buaya tetap kudu diwaspadai ...tx u

    BalasHapus
  8. Aku lebih suka ama gambarnya. masalahnya politik di indonesia ini bikin pusing.. mana ada buaya lagi.. atut ah...

    BalasHapus
  9. Politik tak ubahnya dengan sinetron...
    tingkat kecerdasan org tidak menjamin perilakunya..
    semakin org cerdas, semakin pintar untuk membalikkan fakta dan menyusun strategi kenyamanan diri sendiri..
    Bahkan tak sedikit bermunculan org2 yang sok cerdas...
    Rakyat kecil dibodohi... org biasa dikelabui..
    memprihatinkan

    BalasHapus
  10. aku sndiri jg gak dukung si susno itu, om..
    udah males rasanya ngikutin kasusnya di televisi....hehehe

    BalasHapus
  11. setiap orang punya sisi masing2 dimana kadangkala satu sisi merupakan kontradiksi dari sisi yang lain.
    bisa jadi pikiran om, benar bahwa pahlawan dan penjahat itu mungkin dua sisi yang berbeda dari sebuah koin. tapi apapun itu, tiap orang tentu punya 1 sisi yg lebih dominan, toh??

    =DD

    BalasHapus
  12. hm... pembentukan opini publik sekarang gampang banget, kaya membalikan telapak tangan. Disini peranan kita sebagai penonton yang harus menyaringnya dan tidak menelannya mentah2.

    BalasHapus
  13. Buaya biasanya selaliu rukun, kalau dapat mangsa gede pasti ngajak temen buat motong2 makananya, tapi yg ini ?....
    Kita tunggu saja episode selanjutnya "Buaya vs Buaya"....

    BalasHapus
  14. @icha-I2: aku jg suka gambarnya,kliatan muda hehehe

    @Vany : sebenarnya menarik kok kalo dicermati, cuma resistensi Polri yg menyebalkan...

    @melyn : betul..pasti ada sisi yg dominan, ini belum tahu apakah sisi gelap ato sisi terang nya...tx u

    BalasHapus
  15. @ Mb Q : kalau memang susah disaring n ditelan, lbh baik kita muntah-kan aja...hehe, a.l dg bikin artikel aja.,tx sist...

    @mas Fer: sip mas, ini buaya Palembang, VS buaya Jawa, batak,lampung...seru mas....
    Tx u

    BalasHapus