Heran aku dengan iklan di salah satu stasiun TV swasta kita. Memangnya bisa apa menentukan jodoh hanya dengan berbekal nama dan tanggal lahir…? Bagaimana kalau nama aslinya”Widuri” kemudian berganti saat dewasa menjadi “Tulkinem”…apa ya akan mengakibatkan dia jadi sulit dapat jodoh….? Kayaknya sih iya….hahaha…..Sepertinya kalau jaman sekarang sudah jarang ada anak yang diberi nama “sembarangan” seperti (di Jawa) Tulkiyem, Botok, Kethek, Dobleh, Boncel, Saritem dll….Bisa-bisa enggak mau sekolah anak itu.
Kembali ke iklan di atas, fenomena iklan perjodohan memang tidak bisa di hindari selama masih ada orang-orang yang kebetulan sulit menemukan jodohnya. Entah karena gagal terus dalam proses pendekatannya, atau yang paling apes tidak ada satupun lawan jenis yang mau di dekati untuk membina hubungan yang lebih serius.
Tapi ada juga perempuan atau laki yang justru bingung menentukan mana jodohnya, karena memang mempunyai lebih dari satu pilihan. Ini yang sulit…karena kalau semuanya ternyata memiliki nilai yang seimbang dan sama2 memilik talenta yang bagus…wah….bisa2 waktu habis hanya untuk menimbang-nimbang pilihan tanpa ada keputusan.
Budaya Timur (Jawa) memiliki falsafah yang sudah ada sejak jaman kuno tetapi tetap dianggap relevan dan tetap “up to date”, falsafah yang selalu menjadi pertimbangan dalam mencari dan menentukan calon jodoh, yaitu 3B, “Bibit, Bobot dan Bebet”. Secara singkat maksudnya begini:
1.Bibit : Hendaknya calon jodoh(menantu) memiliki sejarah keluarga yang sehat, bebas dari penyakit keturunan yg berat maupun bebas dari perilaku-perilaku yang menyimpang di masyarakat.
2. Bobot : Hendaknya si calon menantu (jodoh) memiliki status ekonomi/pekerjaan, dan intelektual yang seimbang, sukur-sukur lebih tinggi sedikit bagi calon yang lelaki,sehingga bisa ikut mengkatrol derajat sang besan, kalau terlalu lebar statusnya juga kurang baik, karena akan dikuatirkan nantinya akan menimbulkan masalah.
3. Bebet: Hendaknya si calon menantu (jodoh) memiliki lingkungan keluarga dan sosial yang baik, dimana diperhitungkan juga jumlah anggota keluarga, baik kakak atau adik, maupun keluarga yang ikut bergabung. Demikian juga bagaimana lingkungan pergaulan/sosial nya apakah sehat atau tidak.
Kalau menurut penerawanganku, 3B diatas tidaklah merupakan harga mati, karena untuk yang Bobot dan Bebet merupakan faktor eksternal yang bisa di modifikasi (diperbaiki), sedangkan Bibit inilah yang merupakan faktor internal yang tidak bisa di modifikasi karena terkait faktor keturunan. Jadi Penilaian terhadap Bobot dan Bebet itu sangat relatif.
Untuk yang Bibit memang kita harus berhati-hati, mengingat faktor ini akan terbawa terus sebagai informasi genetika yang tersimpan dalam Gen di Kromosom keturunannya. Banyak sekali penyakit-penyakit yang diturunkan melalui Gen. Belum tentu orang yang sehat secara fisik maupun psikis, didalam gen nya tidak terkandung suatu penyakit keturunan. Kenapa begitu…? Karena bila gen tersebut bersifat resesif (tidak dominan) maka tidak akan muncul penyakitnya, tetapi dia tetap membawa informasi genetika yang cacat. Entah pada keturunan yang keberapa ….bilamana nanti bertemu dengan gen resesif lainnya maka penyakit tersebut akan muncul akibat gen yang cacat menjadi dominan. Beberapa penyakit yang terkait dengan keturunan di antaranya “Down syndrome (idiot)”, Thalasemia (kelainan darah), Astma, Penyakit Duchene (kelemahan otot), Penyakit2 Saraf tepi dan saraf otak, dll….bahkan penelitian terakhir menunjukkan bahwa beberapa jenis penyakit darah tinggi dan penyakit jantung juga dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Kembali ke soal “ketik srex spasi jodoh”, apakah Bibit ini juga ‘mereka’ jadikan pertimbangan untuk menentukan si Jodoh yang tepat. Seandainya tidak, saya kuatir maka akan terjadi suatu penyesalan di kemudian hari …akibat proses memilih jodoh yang seharusnya rasional malah dilakukan secara irrasional…
Memang faktor CINTA sangatlah dominan, tetapi itu saja tidak akan menjamin akan berkembang menjadi suatu rumah tangga yang bahagia dan sehat sentosa. Mendekatkan diri terhadap Yang Maha Esa dengan memohon petunjukNya, dan menggunakan akal sehat yang rasional akan lebih menjamin pilihan jodoh kita lebih mantap……., daripada pilihan si “ketik srex spasi jodoh”.
ps: judul posting saya modifikasi sedikit.