Nampaknya memang menepati jadwal (waktu) bukan merupakan hal yang mudah di Negara kita. Kalau penerbangan di delay karena faktor hujan badai atau landasan tergenang air, bolehlah kita maklum, tapi kalau pada musim kering macam gini penerbangan di tunda dengan alasan faktor cuaca waahh….benar2 membuat kesal.
Minggu lalu aku terpaksa nongkrong di bandara Ngurah Rai-Bali hampir 2 jam, hmm….malas banget, mana nggak bebas nyalain LA Menthol buat menenangkan diri lagi………untung ada smoking area, Di ruang “VIP” khusus perokok yang full music dan asap itu aku bertemu dengan seorang cewek yang juga sama sama satu pesawat ke Jogya. Ngobrol lah kita….menarik juga melihat gayanya bicara, penuh dengan gerak-gerik wajah dan bahasa tubuh….di padu dengan caranya menjepit rokok dengan jari ke satu dan kedua, di putar-putar lagi…kemudian di tempelkan di bibirnya yang di lapisi lip gloss transparan, di hisap lambat-lambat dan di kepulkan ke atas…..kulitnya kuning langsat, memakai jeans ketat dengan atasan kaus kerah dan syal ungu, rambut se bahu di cat semu pirang, kacamata mahal di selipkan di rambut atas jidat….siiip laah……….
Ngobrol punya ngobrol akhirnya ketahuan kalo dia sebenarnya lagi kuliah, belum selesai, masih dalam taraf menyelesaikan penelitian buat disertasi S3 nya di UGM Jogya.
Setelah basa-basi sebentar terus kita kenalan, dia bernama “Sherly” aku memperkenalkan diri sebagai “Rexa”…..peduli amat…boro-boro ngasi nama asli…ya nggak…?. Si Sherly memiliki basic ilmu di bidang Antrophology….wah…ilmu yang sebenarnya nggak jauh-jauh amat dengan basic ilmuku, Cuma pendekatannya dia lebih kearah sosiologi. Obrolan kita nyampe ke penelitian dia yang menyangkut budaya yang terkait dengan adat Jawa-Bali dan pengaruh agama Hindu yang merupakan agama tertua yang masuk ke Indonesia, saat Indonesia masih berupa kerajaan2 yang menganut animisme/dinamisme. Menarik juga mendengar analisa nya tentang bagaimana budaya agama Hindu begitu merasuk dalam adat Jawa – Bali, dia menerangkan pengaruhnya pada arsitektur bangunan, upacara pernikahan, kelahiran bayi, perkawinan bahkan juga tentang ilmu-ilmu2 santet/tenungnya, juga tentang bagaimana sikap sosialisasi antar anggota masyarakat baik secara vertical maupun horizontal.
Lalu gantian obrolan beralih topik tentang aku. Dia nanya pekerjaan ku, ku bilang aja aku bekerja untuk diriku sendiri dengan kata lain seorang swasta, basic ilmu architectur , tapi nggak ku bilang lulusan mana, dia juga nggak nanya…Cuma dia nanya apa aku udah berkeluarga sambil melirik cincin kawin di jari manisku….(wah…kartu mati nih…), Ku bilang sudah, dengan anak dua. Aku ke Bali dalam rangka bisnis…di bidang property……gitu aja…hehehe….pokoknya pede..! Kebetulan aku punya saudara arsitek jadi dikit2 bisa cerita tentang ilmu bangunan dan desainnya. Apalagi dengan jenggot dan brewok yang udah mulai lebat menutupi wajahku, celana jeans belel, dan baju kotak2 merah dengan dua kancing atas yang hilang. Terus aku ganti nanya apa dia udah berkeluarga, dia bilang belum, masih menyelesaikan kuliah S3 nya dulu…lagian calon suami belum ada. Waktu ku tanya apa dia ngak takut kalau terlalu asyik dengan ilmunya malah nanti jadi lupa berkeluarga?....dia bilang nggak terlalu memikirkan soal itu, karena umurnya baru 32 tahun…lagian dia nggak mau direpotkan dengan urusan rumah tangga. Dia menganggap berkeluarga merupakan penghambat dan mubazir buat dia untuk menyelesaikan studinya. Wah….aku sampe kaget mendengar pendapatnya itu, waktu aku menanyakan dasarnya apa dia kok mempunyai pendapat seperti itu… dia bilang dari pengalaman teman2 kolega dan juga saudara2 nya yang cewek, begitu mereka menikah, punya anak, maka waktu mereka akan habis untuk mengurus keluarga. Sebenarnya aku pengin mendebat pendapatnya itu…tetapi ku pikir percuma saja karena toh aku baru kenal sama dia, apalagi dia cantik banget, jadi nggak enak rasanya, ntar di kira sok tahu, sok keren, Ya udah…akhirnya kita ngobrol yang ringan dan lucu-lucu aja.
Akhirnya tak terasa setelah menunggu hampir 2 jam, kita take off juga. Di kabin pesawat dia duduk dua baris diseberang gang didepanku, dia menyempatkan diri melirik kebelakang dan menyunggingkan senyum manis sambil melambaikan tangannya ke aku....Saat mendarat di Jogya kita antri ambil bagasi, dalam situasi yang krodit itu si Sherly menghampiriku dan mengulurkan tangannya memberiku selembar kartu nama dan spontan aku mengambil dompetku, dan mengambil kartu namaku yang terselip didalamnya. Sambil senyum kuberi dia kartu namaku, dia bilang “call me’, sambil mengantongi kartu namanya ku jawab “ok, soon”…kita bersalaman kemudian berpisah.
Ku lihat di parkiran dia menaiki mobil jemputan sedan mewah Bimmer 320i seri terbaru…aku naik taxi minta di antar ke stasiun Tugu untuk meneruskan perjalanan dengan menumpang kereta api Pramex jurusan Solo.
Di dalam taxi, ku ambil kartu nama dia…ku baca…dan….Asseeemmm…iiik….ternyata namanya bukan Sherly, gelar sarjananya juga bukan anthropology tapi Psikiatri / psikiater….hahaha….pantesan…..kena kibul aku….!
Aku yakin dia pasti juga bereaksi yang sama manakala membaca kartu namaku…hehe….
India plans – CHINDIA ALERT: You'll be living in their world, very soon
16 menit yang lalu