Saat menjemput anak pulang dari kegiatan ekstra kurikuler di sekolah, aku menyempatkan diri bergabung dengan diskusi santai yang dilakukan oleh para penjemput anak sekolah. Pesertanya lengkap, ada ibu-ibu, bapak-bapak, dan calon suami/istri. Apa lagi topik yang menarik saat ini kalau bukan soal ‘Kawin Siri”.
Ada dua kubu, yang pro dan kontra. Untuk yang pro kawin siri, mengungkapkan argumentasi berdasarkan keyakinan2 yang dimilikinya, sedang yang kontra memakai dasar hukum legal formal. Aku sendiri lebih banyak sebagai pendengar, karena jujur saja aku belum pernah melakukan kawin siri....hehehe.....*ngarep (mode:on)
Waktu aku diminta mereka pendapatku soal kawin siri, aku langsung tergagap....karena memang berada dalam situasi yang sulit dimana, para ibu2 tampak begitu ’beringasnya’ menolak kawin siri...sedang kebanyakan bapak2 malah dengan santainya senyum2 simpul saja.....membuat para ibu-ibu semakin jengkel....hehehe.....
Dengan santai, sambil menyalakan sebatang LA menthol lights.....menghisap dengan nikmat dan mengepulkan asapnya lambat2 keudara.....suasana terasa hening....sengaja ku kondisikan seperti itu untuk memancing ketegangan mereka semakin memuncak....hehehe....
Ku bilang gini.....” saya menyukai teknik kawin siri, selain lebih praktis, juga ekonomis....lagian kalau aku udah bosan atau ada perempuan lain yang lebih menarik, aku bisa kawinin dia lagi, aku bisa juga cerai’in istri2 lamaku dengan mudah, soal warisan juga lebih menguntungkan buat keluargaku, terutama adik2 laki ku pasti pada kebagian warisanku juga....selain itu rasanya romantis erotis banget bisa ”tidur” seranjang dengan istri lebih dari satu.....hmmm......yummy...yummy...”
Diskusi langsung mandeg.....semuanya pada diem, mungkin agak syok dengar pendapatku yang terus terang banget...hehehe.......
Seorang ibu muda yang cantik dan luar biasa sexy, berumur 34 tahun nyeletuk memecah kesunyian.....” Tapi kok.....mas kan nggak kawin siri...?”
Ku jawab ” Justru itu mbak.....makanya aku jujur bilang sama anda semua, kawin siri itu ”enak” sesaat buat wanita...tapi enaaaakkk....lama gila buat laki-laki....”. Itu jawabanku secara naluriah sebagai makhluk hidup yang kebetulan memiliki ’P’...dan berjenis kelamin laki-laki. Tetapi sebagai manusia yang beradab aku TIDAK TEGA melakukannya.
Karena itu yang kurasakan....dan...kulakukan selama ini.