Jumat, Juli 18, 2008

GAMBARAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA PENDERITA CEDERA MEDULA SPINALIS PASCA GEMPA DI KABUPATEN KLATEN JAWA-TENGAH

GAMBARAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA PENDERITA CEDERA MEDULA SPINALIS PASCA GEMPA DI KABUPATEN KLATEN JAWA-TENGAH
Dr. Sondang Rexano AK
Pogram Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNDIP Semarang-2009

ABSTRAK
Tujuan: Mengetahui gambaran kemampuan fungsional penderita cedera medula spinalis /CMS (Spnal Cord Injury) di suatu wilayah bencana alam dua tahun pasca kejadian gempa dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Desain Penelitian: deskriptif analitik yang dilakukan secara retrospektif.
Lokasi: di suatu wilayah di Kabupaten Klaten Jawa Tengah Indonesia.
Partisipan: 27 penderita cedera medula spinalis, terdiri dari 12 laki-laki dan 15 perempuan dengan rerata usia 48,8 tahun.
Intervensi: Tidak diberikan intervensi
Alat Ukur Keluaran Utama: Skala ASIA dari masing-masing subyek dan kemampuan fungsional yang diukur dengan menggunakan instrumen SCIM (Spinal Cord Independence Meassure)
Hasil: didapatkan hasil karakteristik subyek CMS yang berbeda antara kasus CMS akibat bencana gempa dan CMS akibat non bencana gempa (umum). Kemampuan fungsional para penderita CMS sesuai dengan skala ASIA dan Level cedera yang dimilikinya.
Kesimpulan: Karakteristik penderita CMS akibat bencana gempa berbeda dengan populasi umum (non bencana). Pada kasus CMS akibat gempa usia penderita secara umum lebih tua (> 40 tahun), tidak ada perbedaan bermakna terhadap jenis kelamin baik laki-laki atau perempuan, dan sebagian besar penderita sudah menikah. Penanganan pada fase awal kejadian CMS hingga penderita di tangani di Rumah Sakit di lakukan oleh orang-orang yang awam terhadap cara evakuasi dan transportasi penderita CMS. Faktor lokasi dan jarak kejadian terhadap Rumah Sakit mempengaruhi kecepatan penanganan penderita CMS pada fase awal. Walaupun semua penderita CMS mendapatkan alat bantu jalan kursi roda, walker,crutch dan sebagian K/AFO, namun alat bantu ambulasi yang digunakan para subyek ternyata sesuai dengan derajat skala ASIA yang mereka miliki. Penderita CMS akibat gempa telah memperoleh penanganan Rehabilitasi Medik yang seoptimal mungkin mulai sejak awal penanganan di Rumah Sakit hingga 2 tahun pasca kejadian gempa. Penanganan terhadap pemeliharaan kondisi kesehatan secara umum pada penderita CMS telah berlangsung dengan baik. Kemampuan fungsional penderita CMS 2 tahun pasca kejadian gempa ternyata sesuai dengan derajat skala ASIA yang mereka miliki.
Kata Kunci: Rehabilitasi, Cedera Medula Spinalis - SCI, Gempa, Jawa Tengah, Indonesia.
-------------------------------------------------------------------------------------


27 Mei 2006 terjadi gempa di wilayah Jateng dan Jogya. Saya mau cerita pengalaman saya sebagai dokter yang ikut menangani penderita cedera akibat gempa, khususnya yang mengalami cedera medula spinalis (CMS) / cedera sum-sum tulang belakang. Penderita CMS adalah yang orang-orang yang paling menderita dikarenakan mereka mengalami kecacatan seumur hidupnya, mereka mengalami tidak hanya kelemahan atau kelumpuhan pada anggota gerak, tetapi juga mengalami gangguan pada proses buang air besar dan kencing, gambarannya adalah : mereka sudah sulit/tidak bisa jalan, masih ditambah ngompolan dan berak gak terasa, masih ditambah lagi dengan adanya gangguan sexual baik impotensi atau frigiditas. Pada orang2 usia produktif ini adalah merupakan malapetaka.....Saya gak mau mengulas terlalu medis, cuma kita harus bersyukur bila dikaruniai fungsi tubuh yang baik, dimana kita bisa menjalankan fungsi kita sebagai manusia yang sehat, baik fungsi sebagai manusia individual dan sosial.
Belajar dari pengalaman menyedihannya para penderita Cedera sum-sum tulang belakang, tentunya kita tidak ingin menyia-nyiakan kesehatan dan keselamatan kita, lepas dari tragedi akibat bencana alam, sebenarnya kasus CMS justru banyak terjadi akibat kecelakaan lalu lintas, akibat jatuh dari ketinggian (pohon, atap rumah, tebing dll) akibat kekerasan fisik, kecelakaan olah raga dan juga akibat penyakit pada sistim tulang belakang kita.
Oleh karena itu saya mau mengingatkan kepada saudara sekalian ; marilah kita menjaga diri kita, keluarga kita, anak istri, suami kita supaya terhindar dari cedera / penyakit yang mengakibatkan kelumpuhan tersebut.

Kamis, Juli 17, 2008

Pilkada Jateng n golput

Pilkada Jateng dah selesai, hasilnya Bibit n Rustri menang, tapi jangan berpuas diri dulu buat para simpatisan PDI Perjuangan. . . .ingat yang Golputada 40% lebih . . . ini menunjukkan sebenarnya Bibit-Rustri secara total dari jumlah pemilih hanya dapat dukungan gak ada 25%. Ini menunjukkan bahwa mereka sebenarnya "menang semu", sehingga preman2 PDI perjuangan yang udah mulai itung2an kursi di legislatif harus mikir2 dulu. . . . karena sebenarnya mereka pada prinsipnya gak dapat dukungan dari mayoritas pemilih di Jateng. Mereka bisa aja berharap adanya fasilitasi dari eksekutif terpilih yang notabene orang PDI perjuangan, tapi jangan anggap bahwa kursi yang mereka duduki itu empuk dan ruang yang mereka tempati itu sejuk .. . . justru sebaliknya mereka justru memasuki kandang singa, dimana kalau mereka mau macam2 .. . rakyat akan menerkamya.
Golput lebih dari 40% bukan menunjukkan rakyat itu apatis atau bodoh. . .seperti kata para komentator di media masa. . . Bukan...justru kesadaran berpolitik mereka malah tinggi. Mereka tidak merasa memiliki pilihan yang baik dari semua yang jelek. Masa mau milih wakil hanya dengan lihat foto2 badut dan monyet dipinggir jalan ? mana prestasi mereka sebagai orang Jateng ? mana kedekatan profil mereka sebagai warga Jateng, mana sumbangsih mereka terhadap orang2 Jateng secara menyeluruh...? mereka cuma orang2 oportunis yang mendompleng kebesaran partai doang......Jadi soal Pilgup Jateng sebenarnya menurut saya adalah yang menang adalah Golput 40% itu . . .soal siapa calonnya.... ya itu harus di cari orang2 orang yang memenag benar2 pilihan rakyat, kalo perlu adakan kwesioner atau penyaringan dari rakyat sendiri kemudian lakukan fit and proper test, gambarannya kaya waktu pemilihan AFI atau american idol tapi dalam konteks politik. . . . disitu rakyat akan merasa lebih diikutsertakan dan bukan merasa hanya sebagai obyek "biting" buat coblosan aja, rakyat bukan hanya sekedar angka statistik belaka....tapi juga ikut sebagai subyek sejak dari awal sudah ikut menentukan calonnya..... itu lebih baik dari pada bagi2 sembako, sowan sana-sini, pasang foto monyet di pinggir jalan....wah.....itu mah payah....tidak mendidik....padahal rakyat sudah makin cerdas....justru mereka yang tolol...........